Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komponen yang Rawan Bermasalah Jika Motor Sering Bawa Beban Berat

Kompas.com - 21/05/2020, 14:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor saat ini menjadi menjadi alat angkut serbaguna. Pasalnya, meski sudah ada aturan untuk kapasitas barang yang diangkut, tidak sedikit pengemudi motor yang memaksa mengangkut beban di luar kapasitasnya.

Kebiasaan mengangkut beban berlebih ini jelas tidak dianjurkan. Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor Cibinong dan Megamendung, Asep Suherman, mengatakan, sering mengangkut beban berat bisa membuat beberapa komponen cepat rusak.

“Setiap motor itu ada batasan maksimum daya angkut. Jika sering mengangkut barang berat efeknya cukup banyak. Pertama suspensi, kedua ban, dan yang terakhir adalah mesin,” ujar Asep saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Begini Tanda-tanda Shockbreaker Mobil Minta Jajan

Komponen utama yang mendapat dampak buruk tersebut adalah suspensi, terutama suspensi belakang. Sebab pada dasarnya suspensi memiliki batasan bobot yang ditanggung. Jika sering membawa beban berat, bisa menyebabkan shockbreaker jebol.

Suspensi dengan sub-tank, ada di Yamaha Lexi tipe S.Kompas.com-Donny Apriliananda Suspensi dengan sub-tank, ada di Yamaha Lexi tipe S.

Baca juga: Waspadai Dampak Buruk Pasang Anting di Shockbreaker Motor

Kedua yang terkena dampak adalah ban. Sering membawa beban berat membuat ban mendapat tekanan yang besar. Sehingga permukaan ban menyentuh aspal jadi lebih baik, dan dapat membuat ban cepat haus.

Komponen terakhir yang tidak luput dari masalah adalah kinerja mesin. Meski tidak langsung berdampak, namun mesin yang sering membawa beban ekstra harus diperlakukan khusus. Karena bekerja lebih keras dan panas.

“Terutama ke suspensi yang akan cepat terasa dampaknya, lalu ke ban yang termasuk mesin juga, karena mesin akan merasa dipaksakan dalam kinerjanya. Pada buku pedoman sebenarnya ada berat bersih kendaraan, tapi biasanya konsumen hanya mengira saja,” kata Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau