Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal Wajib Truk Sebelum Jalan, Cek Rem dan Ban

Kompas.com - 15/05/2020, 20:11 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa faktor teknis disinyalir sering menjadi penyebab mudahnya truk terlibat dalam kecelakaan.

Competence Development Head PT Wahana Inti Selaras (Volvo Trucks Indonesia), Isdanarto, mengatakan, jika posisi mengemudi truk sebetulnya sudah cukup tinggi, sehingga membuat keadaan di depan dapat terlihat jelas.

“Namun, truk memiliki blind spot, titik blind spot di truk itu hampir sama semua. Adanya di sebelah kiri mepet bodi, dan depan mepet bodi, juga belakang,” ujar Isdanarto kepada Kompas.com.

Baca juga: Piaggio Kembangkan Teknologi Winglet Aktif ala MotoGP buat Skutik

Isdanarto melanjutkan, “Di tempat kami hal itu menjadi faktor penilaian penting. Inspeksi harian misalnya, mengecek lampu-lampu, kelengkapan surat-surat berkendara, rem dan ban, semua harus dicek secara kasat mata.”

Truk tronton tabrak truk boks yang sedang berhenti bahu jalan di ruas Tol JORR, KM 34, Jakarta Timur, arah Lebak Bulus, Rabu (18/3/2020).Instagram @tmcpoldametro Truk tronton tabrak truk boks yang sedang berhenti bahu jalan di ruas Tol JORR, KM 34, Jakarta Timur, arah Lebak Bulus, Rabu (18/3/2020).

Salah satu bagian terpenting yang harus dilakukan pengecekan sebelum berkendara adalah bagian kaki-kaki. Sebab, menurutnya banyak sekali kasus kecelakaan truk karena rem blong atau ban pecah.

Baca juga: Masih Dilarang Bepergian, Rossi Kesulitan Ikuti Sesi Tes

“Pengecekan rem dengan melihat kampas rem sudah tipis atau belum, kalau sudah harus segera di ganti. Sementara pengecekan ban paling mudah dengan selalu memantau tekanan angin sesuai anjuran,” katanya.

Terjadinya pecah ban biasanya karena faktor ban kurang angin. Selain itu, penting juga melihat kembangan ban. Apabila sudah tipis, tentu wajib dilakukan penggantian.

Ban truk umumnya diganti setiap tiga bulan sekali, hal ini dipengaruhi oleh beban muatan dan permukaan jalan yang dilalui. Kalau di on road usia ban bisa sampai 80.000 Km, itu kalau jalan setiap haru selama 3 bulan,” kata Isdanarto.

Sementara soal ban vulkanisir, Isdanarto mengatakan bahwa hal tersebut merupakan solusi yang lebih efisien dibanding mengganti dengan ban yang baru. Namun, ia tidak begitu merekomendasikan penggunaannya, sebab tidak ada standarisasi ban vulkanisir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau