Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kerugian Jasa Marga jika Jalan Tol Ditutup dan Dilarang Mudik

Kompas.com - 21/04/2020, 15:57 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi sudah menyatakan untuk melarang mudik bagi semua pihak pada Lebaran 2020. Langkah ini diambil untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Seperti diketahui, larangan mudik Lebaran akan efektif mulai berlaku pada jumat (24/4/2020) mendatang.

Menyikap keputusan tersebut, beragam pihak mulai menyiapkan strategi, termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan kepolisian yang akan menutup akses kendaraan baik jalan tol maupun non-tol.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran Berlaku Mulai 24 April 2020

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya siap mengambil alternatif untuk menutup akses jalan tol bila mudik dilarang.

Foto udara kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati Gerbang Tol Cikampek Utama di malam hari di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019). Volume arus mudik dari arah Jakarta yang memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama menuju ke sejumlah wilayah di Jateng dan Jatim pada H-4 siang hari terpantau padat merayap.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Foto udara kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati Gerbang Tol Cikampek Utama di malam hari di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019). Volume arus mudik dari arah Jakarta yang memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama menuju ke sejumlah wilayah di Jateng dan Jatim pada H-4 siang hari terpantau padat merayap.

Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan upaya pencegahan masyarakat berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya, baik menggunakan transportasi umum maupun pribadi.

"Kalau sudah muncul larangan berarti skenario kita melarang seluruh angkutan umum, kendaraan pribadi, dan sepeda motor yang mudik. Nanti kalau dilarang akan diberlakukan demikian (penutupan jalan tol)," katanya di Jakarta, Senin (20/4/2020).

Bila benar jalan tol ditutup, maka imbasnya akan membuat PT Jasa Marga (Persero) Tbk kehilangan omzet atau mengalami total loss income pada musim mudik tahun ini.

Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol jakarta-cikampek di Cikampek, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol jakarta-cikampek di Cikampek, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).

Meski belum ada pernyataan apa pun dari Jasa Marga, tetapi bila berkaca dari data pada arus mudik 2019 yang cenderung naik, maka bisa dipastikan potensi kehilangan akan sangat besar.

Baca juga: Nekat Mudik Lebaran, Disuruh Putar Balik atau Denda Rp 100 Juta

Ambil contoh seperti data dari H-7 hingga H-2 Lebaran tahun lalu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek tercatat mencapai 429.935 kendaraan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Haloooo Kawan JM yang lagi siap-siap berangkat liburan akhir tahun! . Nah, untuk Kawan JM yang akan melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan jalan tol, pasti suka penasaran berapa yang harus kita top up di uang elektronik agar cukup hingga sampai tujuan. . Yuk simak seluruh tarif Jalan Tol Trans Jawa terupdate melalui infografis ini! Ada perkiraan tarif juga untuk Kawan JM yang berasal dari Jakarta ke tiga tujuan di Jalan Tol Trans Jawa seperti Semarang, Surabaya dan Probolinggo Timur. . Sekarang jauh lebih mudah kan untuk pastikan kesiapan uang elektronikmu sebelum memulai perjalanan? . #JasaMarga #JasaMargaConnectingIndonesia #JasaMargaGreenTollRoad #BUMNHadirUntukNegeri

A post shared by PT Jasa Marga (Persero) Tbk (@official.jasamarga) on Dec 24, 2019 at 6:41pm PST

 

Dengan analogi kemungkinan besar orang mudik menuju ke Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Surabaya dan kota lain di Jawa Timur.

Bila dihitung berdasarkan perkiraan dari tarif tol, maka akan sangat mengalami penurunan yang drastis.

Baca juga: Resmi, Jokowi Larang Mudik di Tengah Pandemi Corona

Contoh bila satu kendaraan atau mobil pribadi saja menuju Semarang yang membutuhkan dana untuk membayar Tol Trans-Jawa lebih kurang Rp 334.500, bila dikalikan dengan jumlah kendaraan pada H-2 tersebut maka potensi kehilangannya bisa mencapai lebih dari Rp 143 miliar.

Kendaraan pemudik terjebak macet di Tol Cikampek, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019). Pada H+2 lebaran, Tol Cikampek mulai dipadati kendaraan pemudik yang akan kembali ke Jakarta.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Kendaraan pemudik terjebak macet di Tol Cikampek, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019). Pada H+2 lebaran, Tol Cikampek mulai dipadati kendaraan pemudik yang akan kembali ke Jakarta.

Selanjutnya, bila sampai Surabaya dengan tarif Rp 663.500, maka bila dikalikan dengan jumlah 429.935 kendaraan maka potensi kerugiannya mencapai lebih kurang Rp 285 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau