Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Selamat dari Serangan Jantung Ketika Mengemudi

Kompas.com - 19/02/2020, 07:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan jantung bisa terjadi kapan saja di mana saja, kepada siapa saja.  

Masalahnya, kejadian ini juga bisa terjadi kepada seseorang yang tanpa punya riwayat penyakit jantung, contohnya kejadian yang baru saja menimpa suami Bunga Citra Lestari (BCL).

Meninggalnya Ashraf Sinclair karena serangan jantung cukup mengejutkan banyak pihak, pasalnya Ashraf tidak memiliki gejala atau keluhan penyakit jantung.

Lalu bagaimana jika serangan jantung tiba-tiba muncul ketika sedang mengemudi mobil?

Baca juga: Pengemudi Wanita, Jangan Panik Ketika Mengalami Hal Ini

Ilustrasi Shutterstock Ilustrasi

Pengalaman mencekam ini pernah terjadi ke salah satu kerabat Kompas.com, Vierko Moviarto, seorang pengusaha berdomisili di Jakarta. Ia bercerita mengalami serangan jantung ketika tengah mengemudikan mobil.

“Gejalanya awalnya itu nyeri di bagian dada, sampai ke tulang belakang. Saya mengira itu gejala masuk angin biasa," ujar Vierko kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

Sambil tetap mengemudi dan berusaha sekuat tenaga tetap konsentrasi dengan kendali mobil, akhirnya Vierko merasa ada sesuatu yang lebih serius dari sakit di dadanya.

Baca juga: Mobil Ford Masa Depan Bisa Deteksi Serangan Jantung

"Sampai akhirnya mata saya kunang-kunang dan tidak bisa melihat jalan dengan jelas. Saya tetap berusaha mengemudi pelan-pelan, sampai akhirnya tiba di klinik terdekat," kata Vierko.

Ketika sampai di klinik, fisiknya terasa semakin drop dan mendapatkan penjelasan yang mengejutkannya dari dokter, pada waktu itu.

"Ketika sampai di klinik baru terasa kaki dan tangan itu lemas, ternyata dokter bilang terkena gejala serangan jantung,” ujar Vierko.

Ilustrasi serangan jantungstevanovicigor Ilustrasi serangan jantung

Kondisi Vierko pada saat itu, menurut Dr Sisca Natalia Siagian Sp JP, sudah tergolong gejala ST segment elevation myocardial infarction (STEMI), jenis serangan jantung yang paling serius.

Jadi ada gangguan pada suplai darah yang disebabkan oleh penyumbatan total arteri koroner, yang dapat menyebabkan meluasnya kerusakan pada area jantung.

Dr Sisca menjelaskan, penderita serangan jantung sebenarnya masih bisa ditolong jika jarak waktu serangan dan tindakan tidak terlalu lama.

Serangan jantung akut STEMI memiliki golden period 12 jam dari serangan pertama, sehingga lewat dari waktu itu pasien tidak akan bisa tertolong.

Baca juga: Punya Penyakit Jantung Sebaiknya Jangan Nekat Bawa Kendaraan

“Ketika pasien mulai merasakan gejala seperti nyeri dada dengan sensasi seperti ditusuk atau tertimpa beban dengan durasi kurang lebih 20 menit maka sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan tindakan trombolisis atau revaskrularisasi dan diberikan obat pengencer darah,” ujar Sisca kepada Kompas.com, Selasa (18/02/2020).

Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant juga turut angkat bicara, ketika merasa terkena serangan jantung, sebaiknya kenali dulu gejala-gejalanya.

“jangan ragu untuk segera menepi dan pastikan mobil berhenti di tempat yang aman. Nyalakan lampu hazard, tenangkan hati, rileks, dan atur napas," ucap Sony.

Ketika sudah berhasil menepi, kata Sony, pastikan untuk tetap bisa tersadar dan segera meminta pertolongan secepatnya. 

"Bisa langsung menelpon kerabat, dokter, atau membunyikan klakson untuk memberi tahu orang di sekitar untuk memperoleh bantuan,” ujar Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com