Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kencan Singkat dengan Kawasaki W175 TR

Kompas.com - 12/12/2019, 08:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

TANGERANG, KOMPAS.com - Usai meluncur akhir November 2019, Kawasaki memberikan kesempatan untuk mencoba tunggangan baru Kawasaki W175 TR. Motor retro klasik bergaya scrambler yang diklaim asik dibawa berkeliling kota.

Sesuai namanya W175 TR memakai basis yang sama dengan W175. Meski demikian motor ini memiliki beberapa perbedaan, mulai dari tangki, side panel, setang serta tinggi suspensi depan-belakang.

Baca juga: Detail Kawasaki W175 TR Bergaya Scrambler

Kawasaki W175 TRFoto: Sonny Hastara Kawasaki W175 TR

Perbedaan W175 TR ialah tinggi motor yang meningkat dibandingkan W175 standar. Selain supaya pas dengan konsep, Kawasaki juga memberikan jarak main suspensi lebih tinggi agar kemampuan off road-nya meningkat.

"Suspensi depan lebih tinggi 35 mm dan belakang 27 mm. Dengan tambahan tersebut, ketinggian keseluruhan naik 30 mm," kata Sucipto Wijono, Head Sales and Production Department Marketing and Sales Division KMI.

Selain suspensi, tangki bahan bakar W175 TR juga dibuat lebih ramping dibandingkan W175. Alhasil kapasitas bensin yang ditampung ikut menciut jadi hanya 7,5 liter dari semula 13,5 liter pada W175.

Baca juga: Kawasaki Tak Gentar Yamaha XSR 155 Masuk ke Segmen Retro

Kawasaki W175 TRFoto: Sonny Hastara Kawasaki W175 TR

1. Motor Jadul

Pengertian ''jaman dulu'' bukan berarti motor ini ketinggalan zaman. Tapi Kawasaki memang membuatnya sebagai motor alternatif buat konsumen yang gemar gaya klasik, termasuk teknologi yang diusung.

Secara desain, W175 TR kembali ke marwah gaya scrambler 70-80'an. Bisa terlihat dari tangki kurus dan komposisi motor yang telihat lebih "cungkring" ketimbang dua saudaranya w175 dan W175 Cafe.

Spatbor depannya kini menempel di bawah lampu depan. Desain knalpot berubah dari W175 yang bergaya peashooter menjadi slim megaphone. Bentuknya juga mendongak ke atas ciri khas motor dua alam.

Baca juga: Alasan Tangki Kawasaki W175 TR Polos Tanpa Emblem

Kawasaki ikut merevisi desain jok. Alas tempat duduk ini dibuat lebih tebal terutama di bagian belakang seperti motor trail zaman dulu. Sederhana namun diklaim mendongrak tampilan.

Kawasaki W175 TRFoto: Sonny Hastara Kawasaki W175 TR

2. Posisi Berkendara

Meski diklaim meningkat sekitar tiga cm daripada W175 standar, tapi pada dasarnya tidak berpengaruh banyak. Postur dengan tinggi badan 168 cm masih bisa menjejak tanah dengan kedua kaki apalagi jika pakai boots.

Perbedaannya justru lebih terasa pada posisi kaki yang tidak lagi ''ngegang'' untuk menjepit tangki yang memang lebih kurus. Posisi tangan juga berbeda, dengan setang lebih tinggi 3 cm dan lebar membuat badan lebih tegap, posisi berkendara lebih sigap.

Baca juga: Adu Spesifikasi Kawasaki W175 TR dan Yamaha XSR 155

Posisi berkendara ini lumayan terasa saat menikung. Setang bisa digantung meski gayanya tidak bisa disamakan seperti motor trail. Setang lebar juga membuat pengendalian di kecepatan rendah lebih baik, karena lebih stabil.

Kawasaki W175 TRFoto: Sonny Hastara Kawasaki W175 TR

3. Off Road Ringan

Saat menjajal W175 TR, Kompas.com tidak hanya bermain di jalan aspal tapi juga tanah. Rute yang dilalui memang tidak ekstrem, lebih kepada tanah datar, jalan berpasir dan sedikit berlubang.

Hasilnya aplikasi ban multi purpose cukup membantu melewati jalan tanah. Meski kembangannya tidak terlalu kasar, motor jadi terasa lebih ''ajeg'' di aspal merah.

Pemilihan ban yang masih semi-semi aspal ini bisa dibilang kompromi atas kebutuhan. Sebab Kawasaki juga tidak mengklaim motor ini tangguh buat diajak terabasan atau main off road, melainkan ''scrambler untuk berkeliling kota."

Pun demikian di aspal hitam, goyangan motor cukup minim. Berbeda jika pakai ban pacul atau model big block yang lumayan berpengaruh pada goyangan motor saat berada di aspal mulus terutama saat belok.

Baca juga: Kawasaki Cari Celah Pasar di Segmen Retro

Kawasaki W175 TRFoto: Sonny Hastara Kawasaki W175 TR

4. Performa 

Jantung mengusung mesin 177cc, 4-tak, SOHC, satu silinder berpendingin udara. Diameter x Langkah 65.5 x 52.4 mm menghasilkan tenaga maksimum 13 tk pada 7. 500 dan torsi 13.6 Nm pada 6.000.

Sistem bahan bakar setia andalkan pengubatan karburator Mikuni VM24. Sistem pengapian DC dengan CDI. Tenaga disalurkan ke roda pakai transmisi lima percepatan.

Saat Kompas.com mencoba akselerasi W175 TR pada dasarnya sama seperti W175 standar. Tenaganya mengalir mulus dari dari putaran bawah, tengah dan atas.

Namun seperti yang kerap disebutkan oleh pemakai W175, tenaganya tetap kurang galak untuk ukuran motor dengan kapasitas bersih 177 cc.

Baca juga: Adu Spesifikasi Yamaha W155 R, Kawasaki KLX 150 dan Honda CRF 150L

Penyebabnya karena memang struktur mesin yang terbilang jadul sesuai konsep yang diusung. Jika harus dibandingkan, komparasi dengan jantung Yamaha V-Ixion R yang menganut injeksi, pendinginan cairan dan VVA, berkubikasi 155cc tapi sanggup menghasilkan 19 tk.

"Jika memang dengan masih memakai karburator dianggap kuno, kami memang ingin menawarkan produk motor yang benar-benar klasik, tapi kondisinya baru," kata Sucipto.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau