Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Swap Baterai Fokus pada Motor Listrik

Kompas.com - 29/08/2019, 13:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pertumbuhan kendaraan di Indonesia terus naik. Tercatat, sepeda motor jumlahnya paling banyak dibanding kendaraan lain. Motor juga yang paling banyak menghasilkan emisi gas buang atau CO2.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, total kendaraan pada tahun 2017 itu mencapai 138.556.669 unit. Sementara, 113.030.793 unit di antaranya adalah motor.

Baca juga: Pemerintah Perlu Siapkan Cas Baterai di Apartemen Bersubsidi

Agus Purwadi, Ahli Teknik Ketenagalistrikan ITB (Institut Teknik Bandung), memaparkan data dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) yang menunjukkan bahwa satu motor paling tidak mengkonsumsi 0,75 liter per hari.

Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.Donny Dwisatryo Priyantoro Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.

"Jadi, kira-kira kalau dikalikan dengan 113 juta sekian unit tadi, itulah kebutuhan impor BBM kita setiap hari," ujar Agus, di sela-sela media briefing proyek percontohan yang dinamakan “The Demonstration Project To Increase Energy Efficiency Through Utilization Of Electric Vehicle And Mobile Battery Sharing”. di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Agus menambahkan, data yang dikeluarkan oleh Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) ESDM pada Januari 2019 membuktikan bahwa konsumsi energi terbesar ada di sektor transportasi, bukan industri. Sektor transportasi berkontribusi sekitar 45 persen, sementara industri hanya 34 persen.

"Untuk elektrifikasi motor, bisa lebih realistis diimplementasikan lebih cepat, karena bisa dicas di rumah-rumah mayoritas masyarakat Indonesia yang dayanya kecil," kata Agus.

Baca juga: Tukar Baterai Honda PCX Electric Bisa di Alfamart

Menurut Agus, teknologi yang ditawarkan oleh HPP dan NEDO ini dengan sistem swap battery ini lebih efisien. Sebab, baterainya ditukar seperti isi ulang. Bukan lagi dicas di rumah-rumah, tapi sudah tinggal ditukar.

"Dalam lima tahun ke depan, hingga 2025, kita akan mulai menggeser fokusnya ke roda dua elektrik. Baru setelah 2025 dan seterusnya, mulai di roda empat. Inilah program dari Kemenperin," ujar Agus.

Target kuantitatif dari Kemenperin sendiri adalah tahun 2020 diharapkan ada 10 persen motor listrik dari total penjualan sebanyak 8.000.000 unit, yaitu 1.600.000 unit. Tahun 2025, 20 persen dari total 10.000.000 unit, yaitu 2.000.000 unit. Tahun 2030, 25 persen dari 12.500.000 unit, dan seterusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau