Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Siapkan Cas Baterai di Apartemen Bersubsidi

Kompas.com - 29/08/2019, 09:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dipercepat. Bicara soal kendaraan listrik, maka perlu juga bicara soal charging station atau stasiun cas baterai, bisa untuk sepeda motor maupun mobil.

Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, Indonesia memiliki karakteristik yang khusus, seperti macet, banjir, pulang mudik, dan juga apartemen bersubsidi.

Baca juga: Pembangunan Fast Charging Station yang Ideal

"Kita harus memikirkan, customer yang mana? Kalau bicaranya hanya yang premium, mungkin home charging sudah memenuhi syarat," ujar pria yang akrab disapa Soerjo tersebut, dalam acara focus group discussion tentang "Kajian Implementasi Kendaraan Elektrifikasi (EV) Dalam Mendukung Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik sebagai Industri Berkelanjutan Pascaterbitnya Perpres No 55/2019", di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8).

Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.stanly Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.

Soerjo menambahkan, kalau yang dibicarakan konsumen kelas menengah ke bawah, yang segmennya lebih besar, perlu bicara soal infrastruktur yang beda lagi. Bagaimana charging station di apartemen bersubsidi, belum lagi ngantrinya.

"Cas baterai saja butuh waktu 20 menit sampai 30 menit. Bisa fast charging, tapi baterai tidak penuh. Kalau isi bensin kan hanya sebentar saja," kata Soerjo.

Baca juga: DFSK Dorong Pemerintah Bangun Fast Charging Mobil Listrik

Terkait soal banjir dan juga kondisi cuaca yang cukup panas di Jakarta, Soerjo menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia butuh bukti. Bukti bahwa kendaraan listrik ini aman.

"Kalau punya buktinya, maka masyarakat Indonesia akan beli. Sebab, masyarakat Indonesia kan beragam. Ada masyarakat yang tidak percaya pada sesuatu yang baru, mereka masih pakainya yang lama," ujar Soerjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau