Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2019, 08:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengumumkan ibu kota baru di Kalimantan. Menjadi kota baru, lokasi ini dinilai cocok untuk menjadi target utama peredaran mobil listrik.

Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, jika melihat paparan dari kementerian mengenai pengembangan ibu kota baru ke depannya yang terlihat lebih futuristik dan lebih modern, ada kemungkinan mobil listrik untuk mengarah ke sana.

Baca juga: Pakai Mobil Listrik Bikin Blue Bird Hemat 35 Persen

"Tapi kan perlu ada penyelarasan antara infrastruktur, konsumennya, dan produsennya," ujar pria yang akrab disapa Soerjo tersebut, dalam focus group discussion tentang "Kajian Implementasi Kendaraan Elektrifikasi (EV) Dalam Mendukung Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik sebagai Industri Berkelanjutan Pascaterbitnya Perpres No 55/2019", di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Presiden Joko Widodo melihat-lihat mobil listrik Ezzy II karya ITS dan yang dijajalnya saat peresmian Tol Surabaya-Mojokerto, Selasa (19/12/2017).Istimewa Presiden Joko Widodo melihat-lihat mobil listrik Ezzy II karya ITS dan yang dijajalnya saat peresmian Tol Surabaya-Mojokerto, Selasa (19/12/2017).

Soerjo menambahkan, ada empat pemangku kepentingan, antara lain pemerintah itu sendiri, konsumen, produsen, dan pemasok. Keempat pemangku kepentingan ini yang harus bersinergi agar pengembangan kendaraan listrik bisa berjalan dengan baik.

Sebelumnya, PT TAM juga kemungkinan besar akan mendirikan beberapa diler resmi di calon ibu kota baru tersebut. Di Kalimantan Timur, saat ini Toyota baru memiliki 7 outlet.

Baca juga: Mobil Terlaris di Calon Ibu Kota Baru Indonesia Masih Toyota Avanza

"Pada dasarnya, Toyota akan berusaha untuk memenuhi permintaan masyarakat. Jika permintaan dari pasar baik dari sisi pembelian ataupun perawatan mobil mencukupi, tentu hal tersebut akan masuk ke dalam studi kami untuk menambah jaringan," kata Soerjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau