Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Mobil Menteri di Indonesia, dari Merek Amerika Sampai Jepang

Kompas.com - 22/08/2019, 09:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat gagal, menteri-menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) masa jabatan 2019-2024 akhirnya akan mendapatkan mobil dinas baru dengan anggaran fantastis, lebih dari Rp 147 miliar.

Berdasarkan situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Keuangan, PT Astra International Tbk TSO menjadi pemenang tender untuk mobil menteri karena lolos persyaratan administrasi maupun teknis.

Diketahui, perusahaan yang menjalin kerja sama dengan beberapa merek otomotif seperti Toyota dan BMW ini memberikan harga penawaran Rp 147 miliar dari penganggaran pemerintah sebesar Rp 152 miliar.

Baca juga: Mobil Menteri Kabinet Kerja, Warisan dari Era SBY

Hingga saat ini belum ada keputusan model apa yang dipilih untuk menjadi mobil menteri Jokowi. Baik pihak Toyota Indonesia maupun BMW Indonesia pun masih tutup mulut ketika dimintai konfirmasi.

Terlepas dari itu, bila melihat riwayat mobil dinas menteri Indonesia dari era Soekarno hingga saat ini, ada hal menarik. Mobil beberapa kali berganti merek dan model mulai dari merek kendaraan dari Amerika Serikat (AS), Eropa yang sarat akan keamanan, hingga beralih ke mobil Jepang.

Baca juga: Para Menteri Jokowi Siap Pakai Mobil Dinas Baru

Mobil Menteri era SoekarnoKOMPAS.com/Ruly Mobil Menteri era Soekarno

Dilansir dari berbagai sumber, pada era pertengahan Presiden Soekarno, beberapa menteri mendapatkan mobil dinas guna membantu kegiatannya, yakni Dodge Dart. Cukup lama mobil bernuansa retro tersebut menemani para menteri saat itu, hingga pada akhirnya masa kejayaan Volvo masuk di era Presiden Soeharto.

Volvo seri 264 GL yang berkesan mewah dan ekslusif terpilih menjadi kendaraan dinas untuk menteri sejak 1978. Mobil bermesin V6 PRV Automatic 2.664 cc ini diklaim sangat mumpuni untuk memenuhi kegiatan kenegaraan. Sejak saat ini pula, pandangan mobil dinas menteri harus mewah dan ekslusif tercipta.

Volvo menemani para menteri hingga era Megawati Soekarnoputri. Terakhir, model yang digunakan adalah Volvo S90.

Mobil Menteri era SoehartoKOMPAS.com/Ruly Mobil Menteri era Soeharto

Pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2009-2014, para menteri pertama kalinya mendapatkan mobil Jepang untuk membantu berkegiatan. Hal ini dikarenakan pengadaan mobil merek Volvo terlalu mahal.

Setelah beberapa kali melakukan pertemuan, SBY dan Jusuf Kalla akhirnya memilih Toyota Camry untuk mobil dinas menterinya. Namun, sedan kelas menengah itu tidak lama berjaya.

Setelah SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, para menteri dan pejabat setingkat mendapat mobil baru yang lebih mewah yakni Toyota Crown Royal Saloon G.

Baca juga: Toyota Crown Hybrid Diisukan Jadi Mobil Menteri

Sosok New Camry terlihat lebih kalem, namun lebih elegan.Agung Kurniawan Sosok New Camry terlihat lebih kalem, namun lebih elegan.

Mobil mewah dari Jepang ini awet digunakan hingga menjelang peralihan kekuasaan dari SBY ke Jokowi. Saat itu, Kementerian Sekertariat Negara berencana akan membeli Mercedes-Benz tipe E Class 400 sebanyak 72 unit untuk para menteri kabinet kerja Jokowi. Namun hal ini dibatalkan karena menuai polemik.

Kini, setelah menanti lima tahun lamanya, para menteri di bawah kepemimpinan Jokowi akan mendapat tunggangan baru. Berdasarkan kabar beredar, Toyota Crown Hybrid akan jadi model terpilih untuk mobil dinas para menteri jabatan 2019-2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com