Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mazda Masih Mengandalkan Impor Ketimbang Rakit Secara Lokal

Kompas.com - 23/05/2019, 15:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mazda masih mengandalkan impor untuk berjualan mobil di Indonesia. Sedangkan, pihak PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengaku masih mempelajari melakukan perakitan lokal di Indonesia.

Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur EMI, mengatakan, pasar Mazda di Indonesia lebih tersegmentasi, sedangkan pihaknya tidak memiliki jajaran model seperti LMPV atau LCGC di mana menjadi segmen yang terlaris di Indonesia.

Baca juga: Mazda Mulai Operasikan Diler Terbesar di Simprug

"Kita masih studi market, kita harus lihat, karena market Indonesia itu besar sekali, penjualan mobil bisa 1,1 juta setahun. Marketnya paling banyak ke LCGC, sedangkan Mazda tidak punya model seperti itu," kata Roy di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Roy tidak bisa memastikan kapan studi yang dimaksud selesai. Studi yang dilakukan harus benar-benar detail karena volume penjualan Mazda tidak besar, sedangkan investasi untuk membangun pabrik perakitan tidak sedikit.

Saat ini Roy mengatakan, pihaknya juga terus berkordinasi dengan prinsipal Mazda Jepang. Termasuk diantaranya terus memantau insentif pemerintah Indonesia terkait lokalisasi produk berteknologi listrik dan hibrida.

Baca juga: Penjualan April Loyo, Mazda Sebut Karena Pemilu

"Hasil studinya juga seperti apa saya belum tahu. Kalau saya bilang sedangkan ternyata salah atau hasilnya bukan itu bisa repot. Kita juga terus koordinasi terus (Mazda Jepang), supaya studi kita tidak salah," kata Roy.

Perlu diketahui EMI mengambil peran Mazda Motor Indonesia pada 1 Februari 2017. Sejak saat itu penjualan Mazda mengalami peningkatan. Tahun 2018, EMI berhasil menjual 6.000 unit. Keseriusan EMI baru dibuktikan dengan pembukaan flagship dealer.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com