Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Kurniawan
Jurnalis

Asisten Editor Otomotif Kompas.com

kolom

Sekarang Standar Emisi Euro IV Itu Seperti “Jebakan Batman”

Kompas.com - 31/10/2018, 07:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apa yang disampaikan Dirjen Karliansyah ini langsung disambut responsif oleh para agen tunggal pemegang merek (ATPM) otomotif di Indonesia. Terutama, mereka yang merakit kendaraan di pabrik Indonesia, sebut saja Daihatsu, Toyota, dan Mitsubishi. Sesuai regulasi, semua mobil bermesin bensin yang diproduksi setelah 1 Oktober 2018, wajib memenuhi standar emisi Euro IV.

Salah satu faktornya, adalah diperlukan komponen tambahan berupa catacytic converter di sistem pembuangan, sehingga kendaraan yang tadinya berstandar Euro II diubah jadi Euro IV. Komponen tambah, otomatis harga juga lebih mahal. Kenaikannya beragam, mulai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

Lantas, beban kenaikan ini siapa yang menanggung?

Kita masuk ke poin kedua, konsumen dan masyarakat lagi yang harus menanggung beban harga yang lebih tinggi pada kendaraan baru, karena ada penyesuaian dengan standar Euro IV.

Biaya Kerusakan Mengintai

Sudah dua poin beban yang harus diterima konsumen dan masyarakat, masih ada satu lagi. Poin ini berhubungan dengan kesanggupan Pertamina, dalam menyediakan BBM berstandar Euro IV, bukan dalam tahun ini.

Sebagai perusahaan pelat merah yang punya kuasa memonopoli eksploitasi minyak mentah dan distribusi BBM di Indonesia, Pertamina punya tanggung jawab besar dalam kesuksesan pemberlakuan standar emisi Euro IV.

"Kilang kita yang memproduksi bahan bakar yang sesuai dengan Euro IV baru di Balongan, dan sampai 2021 semua kilang kita sudah bisa memproduksi sehingga menjadi lebih merata, dan sekarang sudah mulai perbaikan di setiap kilang," ujar Adiatma.

Baca juga: Gaikindo Pertanyakan Ketersediaan BBM untuk Euro IV

Pertamina butuh waktu tiga tahun (sampai 2021) untuk menyediakan varian lain BBM, yang mampu memenuhi standar emisi Euro IV. Baru setelah itu, semua BBM yang diproduksi Pertamina bakal punya standar Euro IV.

"Untuk kilang lainnya sedang ditingkatkan standarnya agar bisa memproduksi BBM dengan standar emisi Euro IV," kata Adiatma. Jadi, selama tiga tahun ke depan. Masyarakat dipaksa mengonsumsi BBM non-standar, padahal mobil sudah punya mesin Euro IV.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo) Kukuh Kumara, mengatakan, konsumen hanya akan jadi korban karena ketidaksiapan pemerintah dalam implementasi standarisasi Euro IV. Kerugian juga siap mengintai di ujung jalan, kalau ketersediaan BBM standar Euro IV tidak kunjung merata.

"Kalau bahan bakarnya tidak tersedia secara merata, yang jadi korban konsumen atau pemilik kendaraannya itu sendiri," ujar Kukuh kepada Kompas.com, Jumat (26/10/2018).

Secara spesifikasi teknis, memang dampak yang ditimbulkan mobil berstandar Euro IV tetapi mengonsumsi BBM di bawahnya, bersifat jangka panjang. Meski begitu, kata Kukuh, nama baik produsen mobil bisa menjadi buruk di mata konsumen, karena kendaraan bisa saja kemudian mogok di jalan karena menenggak BBM tidak sesuai standar.

Sapta Agung Nugraha, Service Head Auto2000 cabang Pramuka, Jakarta, mengatakan, mesin dengan standar Euro IV, semestinya mengonsumsi BBM dengan RON 95 ke atas. Level kompresi yang tinggi, yakni 11:1, menjadikan pembakaran jadi lebih sempurna. Jika dipaksa mengonsumsi BBM di bawah itu, maka akan terjadi efek buruk, dalam jangka waktu panjang.

“Pembakaran menjadi kurang maksimal dan efek jangka panjangnya, bisa menimbulkan kerak karbon yang lebih banyak, sehingga yang dirasakan mesin menjadi ngelitik (knocking) dan lebih boros BBM,” kata Sapta.

Baca juga: Harga Mobil Naik Akibat Euro IV, Gaikindo Bergeming

Indonesia dan Vietnam tertinggal jauh terkait pentapan Euro IV.ICCT Indonesia dan Vietnam tertinggal jauh terkait pentapan Euro IV.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau