Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Libur Panjang Terhadap Keselamatan Berkendara saat Mudik

Kompas.com - 15/06/2018, 09:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah memberlakukan libur bersama di musim Lebaran tahun ini sejak H-6. Pemberlakuan ini membuat kepadatan dan waktu yang digunakan untuk menempuh perjalanan pulang kampung, berubah dibanding tahun lalu.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, menilai, kebijakan penambahan libur Lebaran ini dapat dipandang dari dua sisi.

"Pertama ini setingan yang baik dari pemerintah. Libur bertambah harapannya arus mudik bisa cair dua tiga hari sebelum Lebaran karena pemudik dapat memilih berangkat lebih dulu," ucap Sony saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Sisi lain adalah perilaku yang terpengaruh dari penyebaran puncak mudik. Sony mengungkapkan, perubahan kondisi lalu lintas ini membuat pemudik menjadi terburu-buru di jalan. Perilaku ini yang kemudian menyebabkan kecelakaan.

"Jika kondisi jalan padat dan macet seperti yang biasa ditemui menjelang hari Lebaran, tentu kendaraan tidak dapat kencang. Selain itu juga ada faktor kelelahan di mana ada sebagian ruas jalan yang belum layak (jalur fungsional) dilewati tanpa menyadari kurangnya area beristirahat," ucap Sony.

Baca juga: Saat Mudik, Tikungan Bukan Lokasi Mendahului

Penyebaran Arus Mudik

Direktur Pembinaan Keselamatan Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani mengungkapkan libur panjang yang berlaku tahun ini memang secara tidak langsung memang membagi puncak arus lalu lintas mudik.

"Kemarin kita lihat H-6 sudah ada puncak. Sekarang dari semalam juga sudah terjadi artinya ada distribusi membuat kepadatan berkurang dan kemacetan tidak sampai tahun-tahun sebelumnya," ucap Ahmad saat dihubungi Rabu (13/6/2018).

Soal kecelakaan yang belakangan terjadi sudah diantisipasi oleh jajarannya dengan menempatkan rambu-rambu disepanjang jalur mudik. Ini termasuk penerangan jalan dan tempat beristirahat di beberapa titik seperti tol fungsional.

"Kita juga sudah mengimbau pada pengemudi untuk mengatur kecepatan maksimalnya. Faktor pengemudi paling banyak jadi penyebab kecelakaan," ucap Ahmad.

Baca juga: Simak Tips Mudik Aman dari Polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com