BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Castrol

Jangan Lupa, Mobil Start-Stop Saat Mudik Punya Faktor "Idling"

Kompas.com - 12/06/2018, 13:01 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

KOMPAS.com — Bisa merasakan masa-masa kecil lagi saat pulang ke rumah, bertemu teman atau sepupu yang masih di sana, menikmati makanan yang hanya enak kalau dibuat ibu, mendengarkan cerita ayah, kakek, nenek, atau mungkin ke makam….

Segala harapan itu mengalir tiap tahunnya bersama rasa rindu menjelang mudik. Makanya, kemudian jutaan orang dari Jabodetabek memanfaatkan masa-masa Ramadhan untuk kembali ke kampung halaman. Semua bergerak melalui udara, laut, dan tentu saja, dengan mobil-mobil pribadi melalui jalur darat.

Baca: Pelintas Tol Jasa Marga Saat Mudik dan Balik Lebaran Tembus 4,4 Juta

Jutaan orang keluar kota bersama-sama? Keputusan itu tidak pernah berubah dari tahun ke tahun, hingga muncullah fenomena seperti "macet Brexit" dua tahun lalu. Kalau diungkit-ungkit lagi, cerita “dramanya” bisa begitu melekat; menggelikan, tetapi juga sarat umpatan.

“Sampai mau makan enggak bisa, BBM enggak ada, enggak bisa buang air, buang air aja sampai di pinggir-pinggir jalan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada Kompas.com.

Baca: Arus Mudik Macet 23 Km di Tol Brebes Timur

Kepadatan arus balik kendaraan mudik lebaran terlihat di Tol Cipularang-Palimanan menuju Jakarta, Jumat (30/6/2017). Kepadatan volume kendaraan terlihat di ruas jalan tol km 86 hingga km 138. KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kepadatan arus balik kendaraan mudik lebaran terlihat di Tol Cipularang-Palimanan menuju Jakarta, Jumat (30/6/2017). Kepadatan volume kendaraan terlihat di ruas jalan tol km 86 hingga km 138.

Tidak mengherankan jika "macet Brexit" lalu menjadi "hantu" bagi para pemudik. Sama halnya dengan pemerintah. Infrastruktur pun digenjot, dan terbentanglah Trans-Jawa. Alhasil, para pemudik bisa tetap di tol dari DKI Jakarta sampai Jawa Timur.

Apakah berarti macet tak lagi menghantui mudik tahun ini dan seterusnya? Tentu semua berharap "mudah-mudahan demikian". Namun, sisa-sisanya perlu diantisipasi. Misalnya, tol fungsional yang hanya bisa dipakai pada kecepatan tertentu.

Di luar tol, persiapan mobil jadi tanda tanya. Soalnya, mobil yang biasanya hanya dipakai 5-6 jam sehari akan melaju lebih jauh. Analoginya, kenapa mobil selalu disarankan ganti oli selepas mudik? Artinya, perjalanan yang cuma beberapa hari itu sudah setara pemakaian mobil berbulan-bulan.

Baca: Ini Komponen yang Rawan Rusak Usai Mudik

Efeknya, microscopic wear (ampas besi berukuran mikro) pun bermunculan ketika bagian-bagian mesin bergesekan. Bukan cuma saat melaju, zat itu juga tercipta saat idling, yakni ketika kendaraan diam saja di tempat—mungkin saat mengantre di pintu tol, lampu merah—tetapi sebenarnya mesin tetap menyala.

Pintu Tol Cikarang UtamaGARRY ANDREW LOTULUNG/Kompas.com Pintu Tol Cikarang Utama

"Katakanlah dalam 100 persen masa berkendara, 20 persen di antaranya hanyalah idling," ujar seorang pengamat senior di bidang lalu lintas, Nick Cohn, dalam video "Castrol Magnatec Stop-Start Index" di YouTube.

Dua puluh persen dari perjalanan yang setara pemakaian mesin berbulan-bulan. Kira-kira sebanyak apa ampas besi berukuran mikro yang tercipta?

Persoalan semacam ini kemudian menjadi pikiran Castrol, yang lalu membuat pelumas full synthetic dengan self healing layer bernama Magnatec Stop-Start.

Formula itu dimaksudkan menutupi gap 20 persen yang tidak tertangani pada kondisi tadi. Dengan begitu, pelumas lebih tahan terhadap panas dan penguapan serta menjaga kekentalan. Peran self healing layer pun bisa meminimalkan gesekan yang melahirkan ampas besi berukuran mikro tadi.

Jadi, kembali lagi, semoga saja masih seperti harapan semula. Macet tetap lenyap. Tidak ada fenomena "brexit-brexit-an".

Pengguna mobil bisa menjajal tol panjang, dan mesin juga lebih siap lagi usai memanfaatkan formula Magnatec Stop-Start Castrol, hingga akhirnya menemui nostalgia masa kecil, makanan ibu, dan cerita lainnya di kampung halaman.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com