Bandung, KompasOtomotif - Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung sukses membuat purwarupa mobil listrik jenis crossover yang dinamakan Evhero. Nama mobil ini merupakan akronim dari kata EV (electric vihicle) dan Hero (pahlawan) yang berarti mobil itu dirakit di Kampus Itenas di Jalan Pahlawan, Bandung.
Head Of Research Team Itenas Tarsisius Kristyadi menjelaskan crossover dipilih, karena menjadi tipe yang sesuai dengan kondisi alamiah jalan di Indonesia yang berbatu, berkelok, bervariasi dan tidak selalu mulus. Selain itu, Evhero juga punya wujud kompromi, antara SUV dan kendaraan keluarga.
"Jadi Mobil listrik ini khusus di desain untuk orang yang menggemari adventure tetapi ingin tetap gaya di kota, sehingga ini bisa melintas kemanapun," ucap Tarsisius dalam peluncuran Evhero di Kampus Itenas, Rabu (15/11/2017).
Tarsisius melanjutkan penjelasan, kendaraan yang mampu menampung lima penumpang itu bisa melaju dengan kecepatan maksimal 70 kpj. Mobil ditunjang baterai jenis VRLA dengan kapasitas 200 AH bertegangan 72V. Motor penggerak menggunakan motor BLDC dengan putaran 3.000-4.800 rpm.
Kelebihan mobil tersebut selain ramah lingkungan, usia baterai juga cukup lama yaitu 25 tahun. "Meskipun harganya cukup mahal, tetapi mobil ini kuat dan awet dibandingkan dengan mobil mobil konvensional lainnya," ucap Tarsisius.
Baca juga : Hanya Nasionalisme yang Buat Gesits Melenggang Mulus
Modal Rp 2 Miliar
Sementara itu, Amirul Nefo, senior desain produk, menjelaskan biaya riset pembuatan purwarupa mobil listrik itu menyedot dana sekitar Rp 2 miliar. Proyek itu memakan waktu sekitar tiga tahun.
"Prosesnya tiga tahun kita buat sasis dahulu kita pelajari semua sistemnya, terakhir baru kita buat body.
Amirul mengatakan, material yang digunakan mayoritas didapat di Bandung. Hanya baterai dan motor penggerak yang didapat dari impor luar negeri.
"Material konvensional gak sulit apalagi di Bandung serba ada surga buat engineer, buat disainer, jadi teknologinya juga mudah. Komponen susah tinggal cari ke Banceuy ada. Paling yang kita impor itu yang gak bisa dibikin di Indonesia, baterai, motor kontrolnya, dinamo," tuturnya.
Baca juga : Mitsubishi Mulai Lobi Pemerintah buat Mobil Listrik
Amirul tak menampik jika mobil itu masih banyak kekurangan dan membutuhkan banyak penyempurnaan. Namun, dana yang terbatas membuat proses pengembangan Evhero tersendat.
"Dana itu habis dibiaya penelitian karena kita enggak punya uang lebih, kita ada uang penelitian dibantu dana yayasan.Kalau ingin sempurna dana harus empat sampai lima kalinya untuk menyempurnakan sistem pengecasan, kontrol sistem. Entertainment dashboard juga, karena yang berhubungan dengan listrik termasuk gadget harus ada di situ semua," jelas Amirul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.