Tokyo, KompasOtomotif – Kasus yang menimpa Nissan ternyata berbuntut panjang, setelah mengonfirmasi akan melakukan recall 1,2 juta unit mobil di pasar domestik, Jepang, merek terbesar kedua itu juga harus menutup pabrik selama dua pekan.
Mengutip Nikkei, Senin (23/10/2017) itu dilakukan untuk memperbaiki kesalahan prosedur yang terjadi di dalam proses produksi, utamanya pada proses finalisasi produk. Pemerintah Jepang menemukan, mobil yang akan dipasarkan di dalam negerinya, ditandatangani oleh teknisi yang tidak bersertifikat.
Langkah yang dilakukan Nissan tersebut, seperti disebut analis dari Nomura Securities, bisa mengambil laba operasionalnya sampai 10 miliar yen atau Rp 1,1 triliunan. Karena kasus ini, sekitar 2.100 diler Nissan di Jepang khawatir, karena mereka harus menghadapi pelanggan yang kecewa.
Nissan mempertahankan rantai logistik yang sangat efisien di Jepang, dan menyimpan sedikit persediaan. Jika penghentian produksi berlangsung, pembuat mobil tidak hanya akan menghadapi penundaan pengiriman kendaraan ke pelanggan, tapi kehilangan bisnis potensial juga.
"Penyetopan dua minggu aktivitas produksi, akan memangkas penjualan unit Nissan sebesar 20.000 unit dan laba operasi sekitar 10 miliar yen," ujar Masataka Kunugimoto, analis dari Nomura Securities.
Baca juga : Lima Pabrik Nissan di Jepang Bermasalah
Pemasok
Gojolak yang terjadi ini merembet ke berbagai sektor otomotif. Menurut Tokyo Shoko Research, Nissan memiliki 2.239 pemasok langsung di Jepang. Sebagian dari mereka telah menghentikan produksi, dan masih belum tahu kapan produsen mobil akan melanjutkan produksi, dan beberapa bahkan telah mengistirahatkan pekerjanya.
"Kami belum terkena dampak sejauh ini, tapi kami akan memantau situasi dengan ketat," ujar perwakilan di Jatco, anak perusahaan Nissan yang memproduksi transmisi.
Kehilangan Kepercayaan
Nissan memperkirakan laba usaha grupnya bisa mencapai 685 miliar yen untuk tahun fiskal 2017. Ketika dihitung, oleh analis Nomura, dampak dari skandal itu akan mengambil 1 persen dari total tersebut, tapi diler prihatin tentang dampak jangka panjang, terkait dengan hilangnya kepercayaan pelanggan.
Nissan bertujuan untuk meningkatkan penjualan aliansinya sekitar 30 persen, atau menjadi 16,5 triliun yen dalam rencana enam tahunan, hingga Maret 2023. Namun, berhentinya produksi juga dapat mempengaruhi mitra Renault dan Mitsubishi Motors.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.