Beralih ke Mobil Hijau, 600.000 Pekerja Jerman Terancam?

Berlin, KompasOtomtoif -  Pelarangan mobil bermesin pembakaran dalam (konvensional) pada tahun 2030, berisiko terhadap nasib 600.000 pekerja di Jerman. Ini seperti dijelaskan oleh Ifo Economic Institute dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA).

Mengutip Reuters, Rabu (19/7/2017) polusi yang dihasilkan mobil, termasuk mesin diesel, telah menjadi topik sensitif di Jerman, sejak Volkswagen mengakui kecurangan tes emisi sistematis untuk menutupi tingkat nitrogen oksida, yang mengancam kesehatan.

Kota-kota seperti Munich dan Stuttgart mulai merencanakan untuk melarang mobil diesel, yang usianya sudah tua. Mereka mengatakan kalau emisi yang dikeluarkan bisa menyebabkan peningkatan penyakit pernafasan.

Terkait hal ini, Studi Ifo mengatakan bahwa peralihan dari mobil konvensional ke penjualan mobil zero emisi, akan mengancam 426.000 pekerja di pabrik mobil. Sementara sisanya berasal dari industri terkait, seperti pemasok.

Dua bulan sebelum pemilihan umum di Jerman, pemerintah menghadapi tekanan untuk mengurangi emisi atau mendapati di beberapa mobil diesel sudah dilarang. Perwakilan pemerintah  pusat dan daerah, akan bertemu dengan produsen mobil pada 2 Agustus 2017, untuk menemukan cara mengurangi polusi.

Ditentang

VDA, yang mewakili pembuat mobil seperti Volkswagen, Daimler dan BMW, telah berbicara dengan pemerintah, mengenai langkah-langkah untuk mengurangi polusi dari mobil diesel, yang diharapkan tidak sampai pada pelarangan berkendara, di mana ini sudah berefek negatif ke penjualan model diesel.

Seolah mengabaikan riset tersebut, Frank Schwope Analis dari NordLB (Norddeutsche Landesbank) mengatakan, tidak perlu khawatir, karena masih ada pekerjaan lain yang akan dibuka. "Kelompok industri dengan sengaja mendorong skenario terburuk, untuk melindungi kepentingan pribadi mereka," ujar Schwope.

“Untuk setiap 2-3 pekerjaan yang hilang dari penghentian mesin konvensional, satu posisi baru akan tumbuh di sektor Litbang, Teknologi Informasi dan sektor lain, yang terkait dengan teknologi zero-emission,” kata Schwope.