Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi "Moge Bodong" Lebih Banyak di Indonesia

Kompas.com - 08/11/2016, 11:23 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Populasi motor besar (moge) di Indonesia saat ini cukup berkembang pesat. Namun diantara sekian banyak yang beredar, banyak pula yang berstatus "bodong" alias tanpa kelengkapan surat-surat yang resmi.

Christian Sinaga, Direktur PT Hasta Karya Persada (HKP) penyelenggara Big Revv ID, menjelaskan bahkan bila dibandingkan secara populasi, saat ini lebih banyak yang statusnya tidak jelas.

"Saya tidak berani sebut merek, tapi kalau jujur iya, lebih banyak komunitas moge bodong dari pada yang resminya. Mereka itu lebih besar," ujar Christian kepada wartawan, Senin (7/11/2016).

Secara jumlah ia mengaku tidak tahu percis, namun Christian menerangkan bila pengguna moge "bodong" cenderung lebih solid. Mereka memiliki tali persaudaraan yang kuat. "Justu malah yang resmi yang banyak dimusuhin di jalan," kata Christian.

Chritian menerangkan, selain karena faktor harga yang lebih murah bila membeli "bodong", hal lain yang membuat marak peredaran moge tanpa surat karena faktor ketidak jelasan dari pihak diler.

KompasOtomotif-Donny Apriliananda Harley-Davidson Street 500 yang dimodifikasi menjadi Street Tracker dijual lebih mahal Rp 130 juta dari harga standar.
Menurutnya, tidak sedikit diler yang sulit untuk mengeluarkan surat-surat moge yang sudah dijualnya, sehingga membuat konsumen harus menunggu lama.

"Semau diler moge harus bisa bertanggung jawab dengan produk yang dipasarkan, banyak yang mengaku diler tapi surat susah keluar. Konyolnya ada kasus mengaku diler tapi surat tidak keluar selama dua tahun, lalu sama mereka diurus sebagai importir umum (IU), kasihan konsumennya dong," papar Christian.

Kondisi seperti itu menurutnya jadi pemicu makin luasnya peredaran moge tanpa kejelasan surat-surat di Tanah Air. Karena itu, penting untuk menegaskan status diler sebelum membeli moge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau