Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 29/07/2015, 17:00 WIB
|
EditorAris F Harvenda

KOMPAS.com – Hingga kini film aksi kejar-kejaran mobil masih lekat di hati penikmat sinema di seluruh dunia. Sebut saja "Fast and Furious" yang masih akan lanjut lewat sekuel kedelapan tanpa Paul Walker, film adaptasi video game berjudul sama "Need for Speed", atau balapan versi kartun "Cars".

Tak melulu bertema utama balapan. Pun, film bergenre action tak lengkap rasanya jika tidak diberi sentuhan kejar-kejaran mobil antara pemeran utama dan si penjahat. Bahkan, di setiap film, James Bond selalu dibekali mobil-mobil berteknologi mutakhir.

Namun, realitanya kebiasaan mengemudi "ugal-ugalan" seperti itu sangat berbahaya bila dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh lagi, psikolog klinis berbasis di Dubai, Mary John mengatakan, kebiasaan tak sehat saat menyetir sebenarnya termasuk salah satu tanda gangguan psikologis.

Menurut John, menyetir membutuhkan kedewasaan, konsentrasi tinggi, kemampuan menilai dan mengambil keputusan dengan baik, juga berfikir tanpa respon impulsif. Ia menambahkan, pengemudi ceroboh sering melanggar batas maksimum kecepatan. Mereka cenderung memiliki masalah Attention Deficit Disorder (ADD) atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD).

Berikut kebiasaan-kebiasaan menyetir yang menunjukkan gangguan psikologis itu:

1. Sering melanggar hingga akumulasi denda mencapai ratusan juta

Sekali dua kali melanggar bisa dimaklumi. Tapi, jika itu dilakukan terus menerus sampai rugi ratusan juta, bisa jadi, pengemudi ini mengidap ADHD.

Pengemudi tak mampu menahan kebiasaan impulsif untuk menginjak pedal gas, mudah gusar, dan sulit menaati peraturan saat berkendara. Atau, bisa juga ia mengidap hipomania, yaitu kondisi suasana hati terlalu bergairah dan gembira sehingga aktivitas tubuh meningkat dan sulit dikendalikan.

2. Tak sabar menyalip pengemudi lain dan menikmati "kebut-kebutan"

Pengemudi seperti ini cenderung ceroboh dan tidak rasional. Mereka terbiasa dengan ketidakaturan. Di tempat kerja pun mereka kurang memiliki kemampuan perencanaan. Alhasil, pekerjaan tak rampung tepat waktu.

3. Berias di sela-sela kemacetan atau saat lampu merah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke