Seoul, KompasOtomotif - Hatchback tiga pintu, Veloster, menjadi ikon buat Hyundai sebagai merek yang tak hanya mengejar volume. Ternyata hal itu tak berjalan mulus, kini internal Hyundai tengah berdebat apakah masih perlu mempertahankan hal seperti itu.
Revitalisasi telah direncanakan, rekaan desain Veloster tampil dengan gril baru mirip Sonata, meluncur dua tahun lagi. Namun setelah itu nasib Veloster belum ditentukan. Kemungkinan terparah, tidak akan pernah memasuki siklus model generasi kedua sejak diluncurkan pertama kali pada 2011.
Diterangkan Autoguide, Rabu (2/7/2014), hanya 60.000 unit terjual di seluruh dunia pada 2013. Pasar utama seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia, kurang bergairah. Bahkan di kampung halaman sendiri, Korea Selatan, tak seberapa melirik, hanya laku 3.000 unit.
Sosok Veloster Turbo pernah mejeng di IIMS 2013. Saat itu varian yang memakai mesin 4-silinder, 1.6L turbocharged GDI, berkekuatan 201 PS dan torsi 265 Nm, hanya menjadi penggoda minat pengunjung agar mampir ke booth Hyundai. Mukiat Sutikno, Presiden Direktur Hyundai Mobil Indonesia hanya memperkenalkan dan mengatakan belum untuk dijual.
“Masih belum ditentukan. Debat masih terjadi untuk menentukan apa yang terjadi,” ujar salah satu sumber internal Hyundai Australia kepada GoAuto.
Persepsi
Salah satu manager kreatif desain Hyundai, Casey Hyun, menjelaskan Veloster telah memberikan kontribusi yang bagus buat perusahaan, mengganti persepsi konsumen terhadap pilihan produk yang ditawarkan.
“Veloster telah membuat masyarakat mengerti bahwa Hyundai tak sekadar brand volume. Mobil ini menjelaskan sesuatu, jadi kami akan terus melanjutkan sesuatu yang berbeda dan menantang. Ada saatnya model lebih penting daripada kemampuannya menghasilkan keuntungan,” terang Hyun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.