Cirebon, KompasOtomotif -- Datsun Go+ Panca sudah meluncur dengan rentang harga ”wow”, mulai dari Rp 85 juta sampai Rp 103 juta. Banderol yang setara dengan para kompetitor di kelas LCGC, tetapi punya kelebihan lain seperti ruang tambahan untuk dua penumpang belakang (khusus anak-anak), tentu membuat banyak orang bertanya dan meragukan soal ”rasa”. Bagaimana bisa MPV semurah itu? Kualitasnya seperti apa?
Menjawab keraguan tersebut, Datsun Indonesia memberi kesempatan KompasOtomotif dan media lain untuk merasakan dahsyatnya performa dan uniknya ”rasa” MPV murah itu di Cirebon, Jawa Barat, 21-23 Mei 2014 lalu. Selama tiga hari, media diajak blusukan di sudut Kota Cirebon dan berbagai tempat lain di Kabupaten Kuningan dengan kontur jalan perbukitan.
Cukup lengkap untuk pembuktian performa mobil yang diproduksi pabrik Nissan di Purwakarta tersebut. Kemacetan khas perkotaan, jalanan rusak, hingga perbukitan. Namun, satu hal yang harus ditanamkan, ketika duduk di LCGC, jangan membandingkan dengan mobil lain yang harganya hampir Rp 200 juta. Bayangkan Anda naik mobil baru Rp 100 jutaan, dan rasakan apa yang didapat.
Cukup nyaman
Kesan pertama, cukup nyaman berada di kabin. Ketika duduk di belakang kemudi, kesannya jok memang tipis, tetapi tidak kaku dan sanggup menopang punggung dengan baik. Ternyata ini berkat teknologi spinal support yang mengadaptasi lekuk alami tulang belakang saat duduk. Kursi akan menopang panggul dan dada, serta mengurangi tekanan pada punggung.
KompasOtomotif dengan tinggi badan 172 cm tidak merasa terganggu dengan ruang kabin. Hanya saja, kaki kiri sedikit terganggu dengan posisi tuas rem tangan model ”jadul” (sistem tarik yang terletak di bawah lingkar kemudi sebelah kiri). Kursi depan yang menyatu memberikan ruang lebih untuk meletakkan tas. Berpindah ke kursi di sebelahnya lebih mudah untuk keluar kendaraan dari sisi yang lain.
Kualitas bahan interior cukup baik, tidak murahan, bahkan jauh lebih presisi dalam hal pemasangan dibanding kompetitor. Dalam presentasi sebelum tes, Koichiro Okamoto, Chief Product Specialist Datsun Bussiness Unit Nissan Motor Co Ltd, menjelaskan bahwa bahan untuk interior dirancang menyerupai kulit, seperti yang digunakan di mobil-mobil Infiniti.
Toleransi ruang
Sesekali duduk di bangku tengah, ruang untuk kaki tak begitu lapang, tapi masih bisa ditoleransi. Baris belakang hanya cocok untuk anak-anak, atau kalau kepepet, bisa digunakan satu orang dewasa dengan posisi kaki agak miring.
Menikmati musik menggunakan docking system sudah dibahas dalam artikel sebelumnya. Cukup praktis, karena pengguna bisa memaksimalkan ponsel yang dimiliki.
Tarikan mantap
Tak menunggu lama, saatnya menggeber. KompasOtomotif mendapat jatah pertama menjajal varian A (tengah) tanpa power steering. Menggerakkan roda kemudi memang berat, terutama ketika parkir. Tetapi, untuk jalan kencang, justru tanpa power steering memberikan pengendalian mantap.
Soal tenaga, sungguh mengejutkan. Mesin 1.200cc yang masih ada hubungan darah dengan jantung Nissan March sangat responsif. Mobil diisi tiga orang, bahkan kadang empat orang, hentakan di putaran bawah begitu besar. Karakter ini cocok untuk menyusuri jalanan perkotaan yang padat.
Memasuki jalan tol Kanci menuju Kuningan, KompasOtomotif coba menggeber. Melaju kencang di atas 140 kpj dilahap dengan tenang. Tetapi, ketika direm, setir harus lebih ditahan agar tetap stabil.
Untuk catatan, menginjak pedal kopling sangat ringan, karena para insinyur Nissan menerapkan sejumlah teknologi untuk membuat injakan pedal nyaman. Sementara soal proses pemindahan gigi lumayan butuh usaha karena tidak semulus transmisi manual lain.
Menanjak
Saat melaju ke Waduk Darma dan Kawasan Wisata Ikan Dewa Cibulan, karakter jalan mulai meliuk dan menanjak. Untuk menjaga performa—seperti karakter mesin kecil lainnya, pengemudi harus bisa menjaga putaran mesin ”pada tempatnya”, yakni di kisaran 1.800-2.500 rpm.
Ketika posisi rpm meter berada di kisaran angka itu, menanjak pun dilibas enteng. Bahkan tak cukup hanya kuat menanjak, tetapi mesin justru menyalak ketika pedal gas diinjak lebih dalam di tanjakan. Di bawah rpm itu, tenaga pasti drop dan harus ”menggiring” pelan-pelan hingga kembali menemukan kekuatan akselerasi (torsi) yang dibutuhkan.
Yang patut diberi apresiasi, getaran khas mesin tiga silinder bisa diredam dengan baik. Perjalanan yang mulus dan senyap bisa dirasakan meski material pengunci suara tak diberikan berlapis-lapis.
Saat berganti dengan tipe T yang sudah menggunakan power steering, level keringanan menggerakkan roda kemudi di atas rata-rata. Dengan fitur Electronic Power Steering (EPS), pengendalian lebih presisi dan membuat manuver semakin lincah.
Kesimpulan
Dengan harga yang sangat terjangkau, mobil ini bisa dikatakan value for money. Beberapa bagian termasuk wajar dengan harga yang dibayarkan, tetapi di sisi lain ada hal yang patut diberi apresiasi lebih. Tempat duduk plus menjadi nilai lebih utama.
Selain itu, tenaga yang mengejutkan juga bisa menambah daya saing. Konsumsi bahan bakar tergolong irit. Meski tidak dilakukan pengetesan khusus, tetapi dengan kondisi kendaraan digeber, menanjak, dan melaju di dalam kota, angka 1:12,3 pada MID adalah hal yang lumrah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.