Dengan konsumsi bahan bakar yang irit, dibandingkan dengan mesin bensin berkapasitas lebih rendah, dan harga biosolar sama dengan premium, keuntungan ekonomi lebih besar pun diperoleh dari Innova Diesel.
“Kita juga sudah membuktikan penggunaan berbagai jenis bahan bakar diesel standar Pertamina (bukan Pertamina Dex), mulai dari Aceh sampai ke Jakarta, tak ada masalah dengan Kijang Diesel. Semuanya berjalan lancar,” ungkapnya. Hal ini sekaligus menepis asumsi negatif mengenai mesin diesel common rail ketika Innova diperkenalkan pada 2004.
“Kita memang sempat menghentikan produksi Innova Diesel karena adanya komplain masalah kualitas solar yang tersedia. Namun, setelah dikembangkan, versi terbaru yang diperkenalkan pada 2007, tak ada lagi masalah,” beber Rouli Sijabat.
Karena faktor tersebut itu pula, kendati harga Innova Diesel lebih mahal sekitar Rp 15 juta (untuk setiap varian) dari versi bensin, kini peminatnya makin banyak. Penjualannya terus meningkat.
Ketika mampir di Mobil 88 mencari Innova Diesel transmisi otomatik, Leovan Widjaja, General Manager Mobil 88, berkomentar, “Innova Diesel otomatik? Mencarinya setengah mati. Pemiliknya orang unik. Mereka tak akan mau menjual dan menggunakan sendiri. Buktinya, mereka berani beli dengan harga lebih mahal dibandingkan versi bensin.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.