Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekanan Otomotif Indonesia: Menurunnya Daya Beli Kelas Menengah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi sektor otomotif di Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi tekanan berat dalam tahun-tahun mendatang.

Menurut Agus Purwadi, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), situasi ini sangat dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah, yang selama ini berperan sebagai mayoritas pembeli kendaraan bermotor.

"Secara umum, berdasarkan prediksi dan kondisi yang ada saat ini, sektor otomotif masih akan mengalami tekanan yang cukup berat. Khususnya karena daya beli kelas menengah sebagai first buyer sedang tertekan dan turun kemampuannya," ujarnya dalam wawancara dengan Kompas.com.

Data terbaru mengenai penjualan mobil nasional menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Dari Januari hingga November 2024, total penjualan mobil hanya mencapai 784.788 unit, menurun 135.730 unit dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penurunan ini mencerminkan dampak negatif dari menurunnya daya beli masyarakat yang menjadi tulang punggung sektor otomotif.

Kelas Menengah Sebagai Penopang Ekonomi

Agus menegaskan bahwa kelas menengah memiliki peran krusial dalam mendorong sektor konsumsi, industri, dan ekonomi secara keseluruhan.

Namun, beban ekonomi tambahan yang dialami kelompok ini menjadi salah satu penyebab utama melemahnya daya beli mereka.

"Langkah utama yang perlu dilakukan adalah memperbaiki atau memulihkan pertumbuhan ekonomi, terutama dengan meningkatkan kemampuan daya beli kelas menengah. Beban-beban tambahan yang menggerus daya beli mereka harus dikurangi," tambahnya.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 tercatat sebesar 5,03 persen (c-to-c), penurunan penjualan mobil menunjukkan bahwa pertumbuhan tersebut belum sepenuhnya berdampak positif pada daya beli masyarakat kelas menengah.

Hal ini menandakan perlunya perhatian lebih terhadap kelompok ini agar mereka dapat berkontribusi kembali terhadap perekonomian.

Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi

Menurut Agus, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting untuk menciptakan kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat.

"Industri otomotif harus tanggap terhadap kondisi pasar. Produk-produk yang ramah di kantong namun tetap berkualitas bisa menjadi solusi jangka pendek," ujarnya.

Inovasi produk yang lebih terjangkau dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini diharapkan dapat memulihkan gairah sektor otomotif.

Dengan berbagai upaya tersebut, Agus tetap optimis bahwa sektor otomotif dapat pulih dalam beberapa tahun ke depan, asalkan dukungan terhadap kelas menengah sebagai motor penggerak ekonomi nasional terus menjadi prioritas.

Semua pihak harus berkomitmen untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi daya beli masyarakat demi masa depan industri otomotif yang lebih cerah.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/31/082200015/tekanan-otomotif-indonesia--menurunnya-daya-beli-kelas-menengah

Terkini Lainnya

Cari City Car Baru, Ini Update Harganya per Januari 2025

Cari City Car Baru, Ini Update Harganya per Januari 2025

Feature
Hati-Hati! Status Taksi Online Bisa Batalkan Asuransi Mobil Anda

Hati-Hati! Status Taksi Online Bisa Batalkan Asuransi Mobil Anda

Feature
Usia Lebih dari 70 Tahun Sebaiknya Pensiun Mengemudi

Usia Lebih dari 70 Tahun Sebaiknya Pensiun Mengemudi

News
Kedatangan BYD Denza D9 di Indonesia: Apa yang Perlu Diketahui?

Kedatangan BYD Denza D9 di Indonesia: Apa yang Perlu Diketahui?

News
Kesalahan Umum Pengendara Motor Saat Melintasi Genangan Air

Kesalahan Umum Pengendara Motor Saat Melintasi Genangan Air

Tips N Trik
Opsen Pajak Kendaraan: Dampak dan Strategi Pemprov

Opsen Pajak Kendaraan: Dampak dan Strategi Pemprov

News
Sampai Umur Berapa Orang Masih Layak Mengemudi?

Sampai Umur Berapa Orang Masih Layak Mengemudi?

News
Suzuki Fronx Didaftarkan di Indonesia, Apa Saja Varian dan Harganya?

Suzuki Fronx Didaftarkan di Indonesia, Apa Saja Varian dan Harganya?

News
Proyek Honda MotoGP 2025, Disebut Tidak Lebih Baik dari Tahun Lalu

Proyek Honda MotoGP 2025, Disebut Tidak Lebih Baik dari Tahun Lalu

Sport
Sikap Tenang Menghadapi Lane Hogger: Apa yang Perlu Dilakukan

Sikap Tenang Menghadapi Lane Hogger: Apa yang Perlu Dilakukan

Feature
[POPULER OTOMOTIF] Trik Hindari Modus Begal Benang Nilon di Jembatan Suramadu | Shin Tae-Yong Resmi Dipecat, Genesis G80 Jadi Kenang-kenangan | Jangan Sampai SIM Dicabut, Berikut Daftar Lengkap Tilang

[POPULER OTOMOTIF] Trik Hindari Modus Begal Benang Nilon di Jembatan Suramadu | Shin Tae-Yong Resmi Dipecat, Genesis G80 Jadi Kenang-kenangan | Jangan Sampai SIM Dicabut, Berikut Daftar Lengkap Tilang

Feature
Update Harga LMPV Bekas per Januari 2025, Xenia mulai Rp 60 Jutaan

Update Harga LMPV Bekas per Januari 2025, Xenia mulai Rp 60 Jutaan

News
Cara Cegah Aquaplaning pada Motor, dari Gaya Berkendara Sampai Ban

Cara Cegah Aquaplaning pada Motor, dari Gaya Berkendara Sampai Ban

Tips N Trik
Perbedaan Mobil Bergeser dari Jalur karena Ban Selip dan Aquaplanning

Perbedaan Mobil Bergeser dari Jalur karena Ban Selip dan Aquaplanning

Tips N Trik
Harga Sedan Bekas Januari 2025, Honda City mulai Rp 52 Jutaan

Harga Sedan Bekas Januari 2025, Honda City mulai Rp 52 Jutaan

News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke