Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Rem Mobil Blong dan Cara Pencegahannya

KLATEN, KOMPAS.com - Rem blong menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, terutama di jalan menurun.

Peristiwa ini terjadi setelah rem utama bekerja cukup berat, sehingga terjadi peningkatan suhu komponen sampai batas kemampuannya.

Kendati demikian, rem blong juga bisa disebabkan oleh penurunan performa komponen rem utama, terlebih lagi mobil yang jarang melakukan perawatan.

Eko Setiawan, pemilik bengkel mobil Everest Motors Bintaro, Tangerang Selatan, mengatakan, penurunan performa booster rem dapat menyebabkan rem kurang pakem, sehingga bisa membuat mobil tetap melaju meski pedal rem sudah diinjak.

“Pengemudi sudah terbiasa dengan rem mobil ringan berkat ada sistem booster, sehingga dengan menginjak pedal rem sedikit perlambatan bisa terjadi, tapi bila booster bermasalah, maka pengemudi membutuhkan gaya lebih besar untuk dapat melakukan perlambatan” ucap Eko kepada Kompas.com, Senin (11/11/2024).

Eko mengatakan, penurunan performa booster rem dapat membuat manuver berkendara kurang akurat. Kejadian ini berpotensi membuat rem kurang pakem saat digunakan.

Selain booster, menurut Eko, kinerja rem bisa menjadi tidak optimal bila kerap mengabaikan penggantian minyak rem secara berkala.

Seal-seal pada master rem atas dan wheel cylinder, bisa kotor sehingga minyak rem bocor dan menyebabkan daya pengereman kurang maksimal. 

“Ganti minyak rem per 40.000 Km idealnya, kalau terlalu lama bisa kotor, kualitas menurun dan mengakibatkan korosi. Nah, korosi tersebut berupa debu yang bisa mengganjal karet-karet seal dan mengakibatkan minyak rem bocor, dan ngempos,” ucap Eko.

Eko mengatakan, ketika gaya pengereman dari pedal rem tidak bisa diteruskan dengan optimal, sampai pada piston rem di masing-masing roda, maka perlambatan laju mobil tidak akan terjadi.

Eko mengatakan, kualitas minyak rem yang buruk bisa mengalami penguapan pada suhu kerjanya, karena kandungan air di dalamnya sudah diluar batas toleransi. 

Dengan demikian, menurut Eko, di dalam saluran minyak rem menjadi terdapat gelembung udara yang mengganggu performa rem itu sendiri, fenomena ini disebut vapour lock.

“Saat rem digunakan dengan beban berat, minyak rem bisa mendidih, jika suhu terlalu tinggi akibat pemakaian, akibatnya rem menjadi ngempos,” ucap Eko.

Gejalanya, menurut Eko, pedal rem akan terasa lebih ringan secara tiba-tiba, itu sama saja tidak ada tenaga yang menekan kampas rem meski pedal sudah diinjak mentok.

"Hanya pedal remnya saja yang bergerak, sedangkan komponen lain seperti piston, tidak bertenaga untuk mendorong kampas, sehingga perlambatan laju mobil tidak terjadi,” ucap Eko.

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan ada beberapa jenis rem blong bila ditinjau dari prosesnya, salah satunya yaitu fenomena brake fading. 

“Brake fading merupakan peristiwa rem blong yang terjadi lantaran kampas rem kehilangan traksi pada tromol, jadi kampas rem bisa dikatakan tidak dapat menyentuh tromol sehingga tidak terjadi gaya gesek,” ucap Wildan belum lama ini, dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.

Wildan mengatakan, di antara kampas rem dan tromol terdapat kabut panas yang menghalangi keduanya bertemu. Kabut panas tersebut merupakan hasil peristiwa sublimasi, perubahan bentuk dari padat ke gas saat permukaan kampas mencapai temperatur sublimnya.

“Yang dirasakan oleh pengemudi, pedal rem tetap padat, namun perlambatan tidak terjadi ketika pedal rem diinjak (rem blong), setelah bekerja cukup berat,” ucap Wildan.

Wildan mengatakan, untuk mencegah rem blong terjadi karena panas berlebih, pengemudi harus memanfaatkan engine brake yakni menggunakan gigi percepatan rendah saat melibas jalan menurun.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/12/161200715/penyebab-rem-mobil-blong-dan-cara-pencegahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke