JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini viral di media sosial fenomena truk ugal-ugalan hingga oleng. Bahkan, tren ini seolah jadi aksi unjuk kebolehan kemampuan berkendara antar sopir truk.
Padahal, mengendarai kendaraan truk dengan cara tersebut sangat berbahaya dan merugikan banyak pihak.
Maman Fathurrohman, pengamat otomotif khusus untuk kendaraan niaga mengatakan, tren ini sebenarnya sudah ada lama di Indonesia sebelum era media sosial merebak.
Sayangnya kebiasaan buruk ini sulit diatasi dan diawasi lantaran kejadiannya tidak terduga. Sebab, atraksi seperti ini tergantung keinginan dari sopir truk itu sendiri.
"Kalau balapan motor liar itu kan bisa di pantau jadwalnya meski telah sembunyi-sembunyi. Kalau aksi truk oleng ini tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Selain itu fenomena seperti ini biasanya ada di daerah rural," kata Maman kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2024).
Meski agak sulit untuk ditindak, namun menurut Maman bisa di cegah dari hulu ke hilir. Misalnya dengan cara memperketat aturan bagi pengemudi yang ingin mengendarai truk. Sehingga saat mengendarai truk sudah benar-benar mengetahui teknik berkendara yang tepat.
"Saat ini hanya dengan uang seseorang dengan mudah bisa dapat SIM. Padahal belum tentu teknik berkendaranya sudah tepat. Maka dari itu jangan heran kalau di jalan tol pun banyak pelanggaran lalu lintas," kata Maman.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/06/193100815/pembuatan-sim-yang-jujur-bisa-cegah-aksi-truk-oleng