JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik di segmen niaga di Indonesia sudah mulai ramai. Mulai dari DFSK dengan Gelora E, lalu Mitsubishi yang resmi meluncurkan L100 EV harga Rp 300 jutaan.
Bukan itu saja, truk listrik eCanter terus dipamerkan Fuso pada beberapa pameran sejak 2022. Bicara soal Isuzu, memang sempat memamerkan juga Elf listrik yang berupa prototipe, bahkan di Jepang sudah keluar model resmi.
Tidak usah jauh ke Jepang, di Thailand pun belum lama ini Isuzu pamerkan mobil konsep D-Max yang sudah listrik. Lantas, bagaimana strategi dengan di Indonesia?
Attias Asril, Division Head of Business Strategy Division PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI,) mengatakan, kendaraan listrik untuk kendaraan komersial memang suatu kepastian. Cuma, Isuzu tidak mau jadi yang pertama melakukannya.
"Buat kita, lihat kembali infrastruktur dan ekosistem. Di Jepang tahun ini Isuzu sudah keluar (Elf listrik). Artinya secara produk itu ada," ucap pria yang akrab disapa Aat di Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Menurutnya, kendaraan listrik itu tergantung dari ekosistem dan infrastruktur, apakah sudah siap atau belum. Melihat kondisinya di Indonesia, Isuzu bisa dikatakan bukan mau jadi yang pertama menjual kendaraan niaga listrik.
"Kita maunya, ketika itu sudah siap semuanya (ekosistem dan infrastruktur), kita masuk. Jadi konsumen sudah dimudahkan. Poinnya adalah kesiapan dari infrastruktur sama ekosistem," kata Aat.
Memang untuk saat ini, kendaraan niaga apalagi buat logistik jarak jauh masih kurang cocok pakai model listrik berbasis baterai. Infrastruktur pengecasan masih kurang memadai, teknologi baterai pun belum bisa jarak jauh dengan bobot yang ringan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/23/074200715/soal-kendaraan-listrik-isuzu-masih-tunggu-kesiapan-infrastruktur