JAKARTA, KOMPAS.com - Mamasuki 2024, sejumlah halte bus Transjakarta telah berganti nama dengan nama baru. Namun masih banyak para pengguna bus Transjakarta yang masih asing bahkan baru tahu kebijakan baru ini.
Azas Tigor Nainggolan, pengamat transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), mengatakan, tidak ada masalah dalam kebijakan penggantian nama baru pada sejumlah halte bus Transjakarta.
Hanya saja sebaiknya perlu ada sosialisasi yang menyeluruh dan dilakukan terus-menerus agar penumpang, terutama yang baru menggunakan layanan bus Transjakarta bisa mengetahui perubahan tersebut.
"Yang saya dengar itu ganti nama ada latar belakang mereka sudah mengembangkan bisnis non-tiketnya untuk Transjakata, maka menurut saya tidak ada masalah. Hanya saja itu akan mempengaruhi kinerja di tahap awal, penumpang butuh penyesuian di tahap awal," kata Tigor kepada Kompas.com, Rabu (17/1/2024).
Tigor menyarankan, Transjakarta melakukan sosialisasi yang dilakukan setiap hari kepada masyakarat, misalnya ada informasi tambahan di dalam bus. Contohnya, saat halte A sudah berubah jadi nama halte B, maka harus ada pengumuman berupa suara jika halte B itu sebelumnya bernama halte A.
"Jadi lakukan saja terus sosialisasi dan informasi tambahan yang dilakukan di dalam bus supaya pengguna mengentahui perubahannya, terutama untuk teman-teman distabilitas, mereka akan terbantu. Mereka yang tidak bisa melihat, namun mengandalkan pendengaran," kata Tigor.
Sementara itu, bagi penumpang yang hendak naik bus Transjakarta, agar tidak keliru Tigor menyarankan agar selalu bertanya kepada petugas di lapangan sehingga bisa dipandu dengan benar harus turun di halte apa.
" Adaptasi perubahan nama ini kira-kira setengah tahun," kata Tigor.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/18/114200415/perubahan-nama-halte-bus-transjakarta-masih-minim-sosialisasi