KLATEN, KOMPAS.com - Busi merupakan komponen penunjang kerja mesin berbahan bakar bensin. Ketika performa menghasilkan bunga api menurun, berdampak pada dapur pacu yang menjadi loyo.
Tidak hanya menyebabkan performa mesin melemah, penggunaan busi yang sudah rusak dalam jangka panjang cukup merugikan pengguna karena konsumsi BBM lebih boros.
Karena itu, penggantian busi perlu dilakukan sebelum kemampuannya menurun. Beberapa pabrikan sudah menentukan kapan waktu tepat mengganti busi berdasarkan jenisnya.
Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia yang kini berganti menjadi PT Niterra Mobility Indonesia (NMI) menjelaskan, ada tiga jenis busi yang harus dipahami lebih dulu, yakni nikel, logam mulia tunggal, dan logam mulia ganda.
"Dari ketiganya, busi dengan logam mulia ganda atau laser iridium memiliki masa pakai yang lebih lama dibandingkan nikel atau logam mulia tunggal, baik itu digunakan pada motor atau mobil," kata Diko dikutip dari Kompas.com, Selasa (27/6/2023).
Diko menjelaskan busi yang menggunakan bahan nikel sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km sampai 40.000 Km. Sedangkan, pengguna busi logam mulia tunggal, jangka waktunya dua kali dari nikel, dan tiga kali bila menggunakan tipe busi Iridium IX.
Sementara itu, untuk yang mengaplikasi busi laser iridium, waktu pergantiannya jauh lebih panjang, yakni mencapai 100.000 Km untuk mobil.
"Usia pemakaian busi juga dipengaruhi jenis kendaraan. Biasanya pada mobil memiliki usia pakai lebih lama dari roda dua. Selain itu, periode penggantian busi juga bisa dilakukan dengan cara lain," kata Diko.
Pengguna mobil bisa melakukan penggantian busi berdasarkan ketentuan yang tertera di buku panduan kepemilikan kendaraan yakni tiap menempuh jarak tertentu. Atau bisa juga melihat kondisi fisik busi secara langsung.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/27/123100815/punya-masa-pakai-ini-waktu-tepat-mengganti-busi-mobil