JAKARTA, KOMPAS.com - PT Chery Sales Indonesia (CSI) merubah strategi untuk memasuki era elektrifikasi di Indonesia dengan lebih dahulu membawa mobil listrik murni alias Battery Electric Vehicle (BEV) ketimbang kendaraan listrik berteknologi hybrid.
Vice President CSI Harry Kamora menjelaskan, hal tersebut karena menimbang keberpihakan pemerintah RI dalam menyambut era elektrifikasi. Mobil listrik berbasis baterai lebih diutamakan dibanding teknologi kendaraan listrik lainnya.
"Dari awal kita memang sudah memutuskan mau membawa PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dulu. Secara produk, baik PHEV dan BEV, sudah sama-sama siap," kata dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (14/4/2023) malam.
"Tapi memang maraknya pemberitaan dan hadirnya insentif pemerintah, membuat mereka (prinsipal) memperhatikannya kembali," tambah Harry.
"Saya juga sempat memberi tahu ke manajemen, jangan sampai kita hanya jadi penonton saja. Padahal kita juga punya BEV. Jadilah itu ditukar (hybrid ke BEV atau mobil listrik murni berbasis baterai)," jelas dia lagi.
Sebelumnya, Chery Indonesia berencana meluncurkan mobil hybrid di Tanah Air pada tahun ini, tepatnya di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023.
Rencana tersebut semakin kuat setelah perseroan mendaftarkan resmi desain dari kendaraan terkait ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dam HAM, tepatnya di Berita Resmi Desain Industri No. 13/DI/2023.
Didaftarkan oleh Chery Automobile Co Ltd yang beralamat di Anhui, China, besar kemungkinan mobil itu merupakan Chery Tiggo 8 Pro Hybrid atau Chery Tiggo 8 Pro PHEV.
Namun dalam presentasi terbarunya, Harry menghapus opsi kedatangan suatu produk mobil hybrid itu. Slot-nya digantikan oleh Omoda BEV yang merupakan mobil listrik murni berbasis baterai.
"Omoda EV akan dipajang di GIIAS 2023. Pengennya kita ambil SPK ya di sana. Tiga bulan setelahnya, mobil ready," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/15/082200315/chery-indonesia-urung-meluncurkan-mobil-hybrid-tahun-ini