JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pabrikan saat ini sudah mengembangkan kendaraan listrik. Bahkan, beberapa di antaranya memutuskan untuk tidak lagi memproduksi mobil bermesin konvensional.
Langkah tersebut diambil demi tercapainya netralitas karbon. Sehingga, diharapkan bisa membantu pencegahan terjadinya perubahan iklim.
Menurut CEO Toyota Akio Toyoda, langkah tersebut masih belum cukup. Toyoda yakin langkah itu hanya akan mengurangi sedikit emisi dari kendaraan konvensional yang sudah ada. Meskipun, semua mobil baru nantinya sudah berubah menjadi listrik.
"Banyak pabrikan yang menargetkan untuk beralih 100 persen ke kendaraan listrik berbasis baterai, di antara 2030 hingga 2040. Tapi, kenyataannya adalah kita tidak bisa meraih netralitas karbon pada 2050 hanya dengan menjual mobil baru dengan mobil listrik. Penting juga untuk menawarkan opsi untuk mobil yang sudah dijual," ujar Toyoda, dikutip dari Motor1.com, Senin (16/1/2023).
Sehingga, Toyota memiliki solusi untuk mengonversi kendaraan konvensional yang ada sekarang agar menghasilkan nol karbon. Caranya, bisa dengan mengonversi menjadi mobil listrik atau menggukan mesin bertenaga hidrogen.
Salah satu buatan Toyota belum lama ini juga sudah dipamerkan pada Tokyo Auto Salon 2023. Toyoa menggunakan AE86 lawas untuk dikonversi menjadi mobil listrik dan mobil bertenaga hidrogen.
Kedua konsep tersebut menjadi bukti bahwa visi Toyota bisa dilakukan. Meskipun, Toyota juga mengakui bahwa kedua konsep tersebut juga baru langkah awal dalam proses pengembangan yang panjang.
Toyota Indonesia juga sudah melakukan konversi mobil listrik dengan membuat mobil konsep Innova EV. Namun, sejauh ini Toyota masih menyebutkan bahwa mobil tersebut masih dalam tahap studi.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/16/210100915/toyota-sebut-konversi-mobil-listrik-bisa-capai-netralitas-karbon