JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki Avenis 125 resmi meluncur pada akhir Oktober sebelum IMOS 2022. Skutik entry level seharga Rp 30 juta ini hadir mengisi celah di segmen 125cc berebut pasar dengan Vario 125 dan Yamaha Freego.
Soal desain dan fitur sudah diulas dalam tulisan sebelumnya, ini Kompas.com akan membahas rasa berkendara. Untuk diketahui Avenis 125 didatangkan dari India, dengan mesin yang disebut responsif dan irit BBM.
Ukuran Avenis 125 tergolong kompak, panjang 1.895 mm, lebar 710 mm, tinggi 1.175 mm dan ground clearance 160 mm. Serta jarak sumbu roda 1.265 mm, lebih pendek dari TVS Ntorq 125 sebesar 1.285 mm.
Saat pertama mencoba duduk di atas jok, pengendara dengan postur 168 cm berat 76 kg masih bisa menapak dua kaki. Jok terasa empuk tapi sebetulnya bagian belakangnya tidak terlalu lebar.
Status skutik entry level terlihat dari dek yang rata dan ruang kaki yang moderat. Posisi setang cukup mudah diraih tangan. Hal yang terasa berbeda ialah Kompas.com merasa ban berada di bawah bokong.
Wajar sebab selain wheelbase yang pendek, ban belakang Avenis 125 kecil hanya ring 10 inci. Rinciannya pelek depan 12 inci dibalut ban tubeless 100/80 sedangkan pelek belakang 10 inci dibalut ban belakang 110/80.
Ban belakang kecil ini sedikit banyak memengaruhi rasa berkendara. Soal suspensi Kompas.com tidak merasa ada masalah. Suspensi depan belakang empuk dan nyaman khas skutik di kelasnya.
Namun gaya berkendara jadi berbeda jika lewat jalan keriting. Sebab mengetahui ban belakang kecil jadi lebih hati-hati menghajar lobang atau "jalan kurap." Kemudian ban kecil juga lebih sensitif jika jalan tidak rata, beda jika diameter ban besar.
Karena merasa ban ada di bawah bokong, rasa berkendara saat melewati tikungan landai juga sedikit berpengaruh. Bukan karena kinerja ban yang jelek atau suspensi mental-mentul, tapi perasaan kurang pede saja. Mungkin beda jika rider-nya berpengalaman.
Selain buat liputan di Jakarta, Kompas.com mencoba menaiki Avenis 125 ke daerah Puncak 2 dan Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Melewati berbagai kondisi jalan mulai jalan halus dan rata di Cibubur, jalan aspal rusak dan beberapa jalan beton.
Saat gas diputar terasa aliran tenaga cukup terasa meski tidak spesial. Tarikan dari bawah sampai tengah mesti mengurut gas tapi motor terasa lincah. Tarikan motor terasa nyaman dan berisi saat di rentang 60 kpj ke atas.
Avenis 125 mengusung mesin 125cc SOHC dengan teknologi Suzuki Eco Performance (SEP). Selain membuat mesin optimal teknologi ini juga membuat mesin lebih irit bahan bakar.
Di atas kertas Avenis 125 mengusung mesin 1 silinder, 2 katup, Fuel injection dan berpendingin udara. Jantung tersebut dapat menghasilkan tenaga sebesar 8,5 tk pada 6.750 rpm dan torsi 10 Nm pada 5.500 rpm.
Tak jauh beda dengan catatan punya TVS Notrq 125 yang mengusung mesin 124,79 cc, 4-tak, injeksi, silinder tunggal. Mampu menghasilkan 9,25 tk pada 7.500 rpm dan torsi 10,5 Nm pada 5.500 rpm.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/27/140100015/test-ride-suzuki-avenis-125-enak-buat-dalam-kota