JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak meluncur pada November 2022 lalu, PT Honda Prospect Motor (HPM) telah mengantongi pemesanan WR-V lebih dari 2.580-an unit.
Jumlah tersebut jauh dari realisasi yang bisa disuplai hingga akhir 2022, yakni 1.700-an unit. Sisanya, konsumen harus rela menunggu mendapatkan unit tahun depan.
Apesnya, bagi yang mendapatkan unit WR-V pada 2023, harga dipastikan bakal naik dari yang dipasarkan saat ini.
Kondisi tersebut bukan tanpa sebab, tapi imbas adanya beberapa faktor yang memang biasa terjadi tiap awal tahun.
"Tahun depan tentunya ada penyesuaian harga, untuk berapa besarnya belum bisa kami umumkan. Karena ada biaya BBN, NJKB yang beda, selain itu production cost juga beda. Januari awal pasti kami kasih tahu," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM Yusak Billy, kepada media di Ubud, beberapa hari lalu.
"Jadi kalau yang nomor rangka 2022 harga yang sekarang. Nomor rangka 2023, tentunya ada penyesuaian. Tergantung nanti konsumen akan dapat unit yang mana," ucap Billy.
Sebelumnya, dijelaskan dari tingginya pemesanan Honda WR-V, varian RS menjadi kontributor utama dengan dominasi 51 persen.
Untuk WR-V dengan Honda Sensing yang merupakan tipe tertinggi sebanyak 41 persen, dan sisanya E CVT.
Keterbatasan suplai Honda WR-V tak lain karena imbas kelangkaan semikonduktor yang memang sampai saat ini masih menjadi masalah.
Bahkan Billy juga sudah mengatakan sampai Maret 2023, pihaknya hanya bisa manargetkan pengiriman rival dari Toyota Raize dan Daihatsu Rocky tersebut sebanyak 1.500 sampai 1.700 unit saja.
Sedangkan masa tunggu atau inden, tiap daerah akan berbeda-beda. Hal ini juga sangat tergantung dari ketersedian unit yang diproduksi, terutama soal varian dan pilihan warna.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/24/082200615/harga-wr-v-naik-tahun-depan-bagaimana-nasib-konsumen-yang-inden-