JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian rem blong marak terjadi pada kendaraan berat seperti truk dan bus.
Kurangnya perawatan hingga beban yang melebihi batas maksimal disinyalir menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya kinerja pengereman.
Seperti kecelakaan maut yang menimpa truk di kawasan Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022).
Diketahui, truk tersebut memuat 34 penumpang dan barang berupa 103 batang kayu, serta rangkaian pelat besi cor ukuran 16 milimeter, satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter warna biru, dan satu unit gergaji mesin.
Setibanya di jalan turunan kilometer 10 melewati Kampung Duadbey, pengemudi truk mendadak hilang kendali.
Kondisi truk yang kelebihan beban ditambah kondisi ban kiri belakang yang sudah gundul menyebabkan mobil langsung meluncur menabrak sisi kiri gunung.
Akibatnya, penumpang yang berada di bak belakang truk langsung terpental.
“Pengemudi mencoba menguasai kemudi namun karena volume muatan kendaraan berat sehingga kendaraan meluncur hilang kendali dan menabrak tebing,” ucap Kapolres Manokwari AKBP Parisian Herman Gultom, dikutip dari Regional Kompas.com, Rabu (13/4/2022).
Yogi Krisidian, After Sales Business Development Department Head PT Krama Yudha Berlian Motors (KTB) mengatakan, agar sistem pengereman truk maupun bus bekerja dengan baik, kendaraan harus mengangkut beban sesuai daya kemampuan.
“Karena pengereman kita sudah dihitung dengan kapasitas kendaraan, mobil ini standarnya bisa bawa beban berapa banyak. Sehingga diameter brake dan sebagainya sudah diperhitungkan, supaya mampu melakukan pengereman,” ujarnya.
Selain faktor muatan dan daya angkut, penggunaan suku cadang tidak sesuai anjuran turut membuat kinerja rem menurun.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menambahkan, jika kejadian rem blong merupakan salah satu dampak negatif dari truk ODOL (over dimension dan overload).
“Sering terjadi kecelakaan di jalan tol, penyebabnya adalah truk ODOL. Truk ODOL dapat mengakibatkan rem tidak berfungsi sempurna dan akhirnya menabrak kendaraan di depannya lalu terguling,” ucap Deddy.
Deddy menambahkan, kecelakaan truk ODOL tak hanya melibatkan kendaraan di depan atau belakang, tapi juga di lingkungan sekitar.
“Risiko truk ODOL bermacam-macam, mulai dari truk rem blong, ban truk pecah, as roda patah, suspensi patah, truk terguling, jalan cepat rusak, muatan atas menabrak jembatan (JPO/Viaduk), hingga kecepatan yang terbatas,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/14/090200715/bahaya-nyata-truk-kelebihan-muatan