JAKARTA, KOMPAS.com - Selalu ada risiko kecelakaan di jalan. Bahkan ketika kita sudah mematuhi aturan rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Tidak jarang pula suatu kecelakaan berlanjut pada munculnya perdebatan hingga konflik antar pengendara yang terlibat. Hal ini bisa terjadi karena pengendara merasa dirinya yang paling benar.
Belum lama ini beredar video rekaman CCTV yang memperlihatkan kecelakaan yang melibatkan dua pengendara sepeda motor di persimpangan.
Budiyanto selaku pengamat masalah transportasi menilai, perdebatan atau konflik ketika terlibat kecelakaan merupakan suatu hal yang kontra produktif.
“Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja. Kecelakaan bisa disebabkan karena manusia, kendaraan, jalan, ataupun lingkungan. Sebaiknya yang terlibat kecelakaan menghindari perdebatan,” kata Budiyanto kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Petugas yang berwenang akan memproses penyidikan terkait detil kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari konflik antar pengguna jalan.
“Serahkan penanganan kecelakaan lalu lintas kepada penyidik kepolisian yang membidangi atau mengemban fungsi lalu lintas dan angkutan Jalan,” kata Budiyanto menambahkan.
Selain itu, dari sisi aturan perundang-undangan, telah ditulis mengenai hal-hal yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan yang terlibat kecelakaan. Lebih detail, hal tersebut tertulis dalam UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 231 (1).
Dalam ayat pasal tersebut, pengendara yang terlibat kecelakaan wajib:
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/21/121200915/jika-terlibat-kecelakaan-tidak-perlu-bertengkar