JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Bulan Puasa, tidak sedikit orang yang masih memilih untuk bepergian mengendarai sepeda motor. Diperkirakan tetap ada sebagian orang yang melakukan hobi turing naik sepeda motor saat bulan puasa.
Waktu malam hari dipilih untuk melakukan turing saat Bulan Puasa. Ini bertujuan untuk menghindari potensi lelah, kepanasan, dan dehidrasi yang bisa terjadi saat turing pada siang hari.
Namun perlu diingat, selalu ada risiko saat berkendara. Apalagi jika dilakukan pada malam hari.
Agus Sani selaku Head of Safety Riding Promotion Wahana menjelaskan, ada beberapa risiko yang pasti dihadapi pengendara jika memutuskan untuk turing saat malam hari.
"Jika turing dilakukan saat malam hari, situasi jalan yang gelap akan menggangu pandangan pengendara. Selain itu situasi tersebut bisa menyebabkan pengendara merasa ngantuk. Ini karena malam hari memang waktu biologis tubuh manusia untuk beristirahat," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).
Namun jika tetap berkeinginan untuk turing pada malam hari, lakukan perencanaan yang matang sebelum berangkat. Ini bertujuan agar turing tetap aman dan nyaman.
“Pertama, atur rute perjalanan dengan baik, pilih yang aman dan tidak rawan. Kedua, tentukan titik pemberhentian untuk mengisi bahan bakar dan beristirahat,” kata Agus menjelaskan.
Agus juga menyarankan untuk mempersiapkan peralatan dan sparepart cadangan untuk kondisi darurat. Ini karena tidak banyak bengkel yang masih beroperasi hingga malam hari.
Terakhir, selalu pastikan kondisi sepeda motor dalam keadaan prima sepenuhnya. Terlepas akan turing pada siang atau malam hari, wajib untuk selalu memeriksa kondisi kendaraan agar tidak terjadi kerusakan saat perjalanan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/10/144100315/wajib-pahami-hal-ini-jika-turing-sepeda-motor-malam-hari