JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar sepeda motor bekas masih cukup diminati, meski di tengah pandemi ini. Sayangnya, banyak juga oknum yang memanfaatkannya dengan menipu pembeli.
Salah satunya yang banyak dilakukan adalah mengakali suara mesin agar terdengar lebih senyap atau halus. Modusnya biasanya dengan menggunakan oli yang lebih kental.
Kepala Bengkel Honda Astra Motor Center Jakarta Rendra Kusumah, mengatakan, modus tersebut adalah akal-akalan paling umum.
"Ada yang sengaja menggunakan oli lebih kental dari seharusnya, menambahkan volumennya, bahkan sampai ada yang dengan sengaja memasukan benda agar menutupi suara kasar pada mesin," ujar Rendra, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Rendra menambahkan, untuk mengetahui hal tersebut memang tidak mudah. Calon pembeli harus lebih teliti dalam melakukan pengecekan. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Caranya, bisa dengan melihat kondisi oli menggunakan dipstick pada lubang tempat masuknya oli mesin. Cukup lepaskan dipstick, lalu dibersihkan dan dipasang lagi, dan dikeluarkan kembali untuk dicek.
"Dari dipstick tersebut, konsumen bisa memerhatikan volume olinya. Bila terlalu banyak dari yang diharuskan, maka sudah bisa dicurigai," kata Rendra.
Jadi, pada dipstik itu ada takarannya. Menurut Rendra, jika dipstick diangkat, maka oli akan meninggalkan bekas di ujung dipstick. Dari situ bisa menentukan apakah jumlah pelumas di bagian mesin berkurang atau sebaliknya.
"Calon pembeli juga bisa melihat kualitas pelumas dari warnanya, bila memang sudah hitam kental dan keruh, lebih baik jangan memaksa untuk membeli. Apalagi bila warnanya sudah berubah dan tercium bau gosong, artinya memang usia oli sudah dipakai cukup lama," ujar Rendra.
Jika tidak mengerti soal teknis mesin, sebaiknya ajak rekanan mekanik atau teman yang mengerti soal teknis pada mesin motor. Jadi, bisa terhindar dari akal-akalan yang dilakukan oleh penjual atau pedagang motor.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/28/104200015/jangan-tertipu-suara-mesin-halus-saat-beli-motor-bekas-cek-olinya