JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak berkualitas tidak hanya menyumbang polusi udara buruk, tetapi juga bisa merugikan pemilik mobil. Salah satu masalah yang kerap kurang disadari oleh pengguna mobil ialah seperti gugurnya garansi kendaraan.
Kepala Bengkel Auto200 Yos Sudarso Suparman mengatakan, secara teknis bila tidak menggunakan bahan bakar yang telah direkomendasikan oleh pabrikan, dan terjadi kerusakan pada mobil yang diketahui akibat penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai, maka tidak akan garansi akan gugur.
"Selain itu, banyak kerugian lain yang bisa diderita oleh pemilik mobil akibat masalah penggunaan oktan BBM yang tidak sesuai, dari tarikan mesin yang berat sampai mobil yang menjadi boros," ujar Suparman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
Akumulasi dari kerugian-kerugian tersebut akan berdampak fatal di kemudian hari. Sebagai contoh, sampai saluran injeksi yang rusak atau catalytic conventer yang bisa jebol.
“Memang dampaknya mobil rusak itu tidak langsung, tapi bertahap dan hingga menjadi akumulasi. Kebiasaan itu lambat laun akan merusak beberapa komponen,” kata Suparman.
Lebih lanjut lagi, Suparman mengatakan, selama ini penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai memang selalu menjadi dilema tersendiri.
Hampir semua mobil pastinya disarankan menggunakan RON 92 meskipun mobil tersebut masuk ke dalam kategori mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Hal ini tidak hanya untuk menekan emisi buruk, tetapi juga untuk menjaga perfoma dari mobil itu sendiri.
“Secara umum pastinya pemilik mobil sudah tahu dampak menggunakan BBM yang tidak dianjurkan, tapi itu tidak bisa kita wajibkan karena mobil milik konsumen. Poin kedua harus kita akui, tidak semua wilayah di Indonesia tersedia BBM yang berkualitas. Jadi memang sedikit dilema,” tutur Suparman.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/08/201100315/minum-bbm-premium-dan-pertalite-bisa-bikin-garansi-mobil-hilang-