Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Penjualan Mobil Bekas pada Masa Pandemi, Membeli Sesuai Bujet

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan akan transportasi pribadi di tengah masa pandemi yang belum berakhir, berdampak pada penjualan mobil bekas yang perlahan tetapi pasti kembali merangkak naik.

Terlebih lagi, orientasi konsumen mobil bekas saat ini tak lagi berpatokan pada mobil yang diinginkan, tetapi lebih menyesuaikan dana yang dimiliki. Artinya, kebanyakan orang membeli mobil seken menyesuaikan tabungan yang dimiliki.

Herjanto Kosasih, Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, menjelaskan bahwa sekarang ini trennya seperti itu. Orang membeli mobil tak lagi melihat model yang diinginkan, bahkan merek, tetapi lebih menyesuaikan kemampuan.

"Yang terjadi saat ini seperti itu, seperti menjadi fenomena baru. Contoh mereka punya uang Rp 60 juta, Rp 80 juta, atau Rp 100 juga, ya mereka cari mobil bekas yang harganya segitu, sudah enggak lagi incar mobil yang diinginkan," ucap Herjanto kepada Kompas.com, Senin (31/8/2020).

Menurut Herjanto, hal tersebut lantaran fokus utamanya saat ini lebih ke masalah kendaraan penunjang untuk beraktivitas di tengah pandemi, dan mayoritas dari mereka menghindari menggunakan transportasi umum.

Tak hanya itu, bahkan adanya ganjil genap diklaim ikut berkontribusi meningkatkan penjualan mobil bekas. Percaya tidak percaya, meski kondisi ekonomi lemah, tetapi kebutuhan akan kendaraan yang aman menjadi faktor utamanya.

Ditambah lagi, saat ini untuk pembelian mobil bekas, pihak pembiayaan juga sudah mulai menormalkan kembali uang muka atau down payment (DP) ke-30 persen. Kondisi tersebut, menurut Herjanto, akan sangat membantu masyarakat dalam mencari mobil bekas.

"Efeknya dari ganjil genap juga, tapi beda konteksnya karena yang saat ini beli mobil bekas itu mereka lebih mencari amannya dari pada menggunakan transportasi umum. Mobil yang mereka beli juga tidak hanya digunakan untuk kerja, tapi buat pergi bersama keluarga dan lainnya," ucap Herjanto.

"Untuk jenis mobil yang paling dicari, kalau dilihat saat ini juga sudah sembarang saja, artinya karena mereka menyesuaikan keuangan mereka, jadi mau mobil apa saja asal sesuai bujet, mereka beli," kata dia.

Kondisi serupa juga diutarakan oleh Rizal dari showroom mobil bekas di kawasan Klender, Jakarta Timur. Menurut dia, meski dari sisi pergerakan penjualan belum terlalu tinggi, sejak awal Juli lalu, penjualan mobil sudah mulai kembali berjalan.

"Memang ada pergerakan, tapi tidak banyak. Biasanya mereka yang menghindari naik angkot dan lainnya alternatif ke mobil bekas yang murah. Kalau dari harga relatif ya, mulai dari di bawah Rp 100 jutaan sampai Rp 150 jutaan. LCGC dan mobil 10 tahun juga banyak yang cari," ucap Rizal.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/01/130200515/tren-penjualan-mobil-bekas-pada-masa-pandemi-membeli-sesuai-bujet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke