JAKARTA, KOMPAS.com - Meski berumur Vespa klasik punya nilai ekonomi yang tidak sedikit. Penggemarnya masih banyak dan kuatnya merek asal Italia itu membuat harga produknya tetap stabil di bursa seken.
Sama seperti motor yang lain, agar dihargai mahal pada dasarnya tiap motor punya syarat. Mulai dari surat harus lengkap, jenis, tahun dan kelayakan bodi seperti cat orisinil atau dek masih kekar tidak keropos.
Selain itu ada lagi yang bisa menjadi tolok ukur, yaitu warna. Hal ini juga pada dasarnya berlaku di motor lain, yaitu semakin jarang warna asli motornya, maka semakin mahal harganya.
"Misal Vespa Sprint 1973 warna orange. Entah produksi di Indonesia waktu itu memang tidak banyak atau selera pada zaman itu tidak favorit, tapi sekarang dicari orang," kata Daus, pemakai Sprint kepada Kompas.com.
Hal sama juga disebutkan Sofwan Iskandar, pemilik Vespa Sprint 2017 juga warna orange tapi orange gelap. Meski motornya terbilang umur muda, tapi karena warnanya jarang harganya justru naik.
"Saya pernah punya Vespa S 150 3V 2013 warna oranye gelap, beli seken Rp 20 juta, tahun kemarin saya jual Rp 25 juta. Surat lengkap, bodi harus mulus dan kelistrikan normal," katanya kepada Kompas.com.
Beberapa model Vespa memang diketahui punya beberapa warna yang jarang ditemui di jalan. Seperti misalnya Vespa PX warna coklat susu atau Vespa Excel warna red rosso (merah anggur) dan emas.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/01/144100015/warna-langka-pengaruhi-harga-jual-vespa-