Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diprediksi Meningkat, Polisi Perketat Pos Penyekatan Mudik

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski larangan mudik Lebaran sudah berlaku sejak 24 April lalu, namun faktanya tidak sedikit masyarakat yang masih mencoba-coba untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman di tengah pandemi corona (Covid-19).

Ragam cara dilakukan, mulai mencari jalan tikus, mengumpat di bagasi bus AKAP, sampai ada yang rela menyewa truk untuk agar terhindar dari jerat razia kepolisian.

Untuk itu, guna mengantisipasi lonjakan pemudik yang tetap nekat meski sudah ada larangan, Korlantas Polri akan memperkuat penjagaan di lokasi penyekatan atau pun Pos Pam.

Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengatakan, ada kemungkinan lonjakan mudik akan terjadi mendekati hari raya. Hal ini dilihat dari data pemudik pada tahun sebelumnya.

"Kemungkinan ya, H-7 (lonjakan pemudik), kita antisipasi untuk itu. Penguatan di pos-pos. Ya. Tentunya perkuatan tetap apa yang sedang sekarang ini. Kita all out 24 jam," kata Istiono, mengutip dari NTMC, Sein (4/5/2020).

Sejak 10 hari Operasi Ketupat berlangsung yang melibatkan 171 personel gabungan, sebanyak 23.000 ribu kendaraan lebih sudah diminta putar balik lantaran berniat untuk mudik.

Jumlah tersebut didapat berdasarkan data pos penyekatan yang tersebar dari Lampung hingga Jawa Timur.

Terkait masih adanya warga yang tetap nekat mudik, sebelumnya pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menjelaskan, bila hal tersebut bisa jadi dikarenakan beberapa faktor.

Pertama lantaran perantau yang belum sempat pulang ke kampung halaman ketika larangan mudik belum ditetapkan, apalagi ditambah dengan mereka yang tidak termasuk orang yang mendapat bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.

"Jalan keluarnya adalah membangun solidaritas sosial di kalangan masyarakat untuk menjaga warga masyarakat yang tidak mampu di wilayah Jabodetabek agar tidak mudik. Ada upaya memberikan pertolongan bagi perantau seperti sehingga kehidupan selama berada di perantauan tetap terbangun," kata Djoko.

"Memikirkan jalan keluar bagi warga yang sudah tidak memiliki penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari, namun tidak boleh pulang ke kampung halaman. Sementara persediaan keuangan semakin menipis tidak cukup hidup berlama-lama di perantauan.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/04/160100715/diprediksi-meningkat-polisi-perketat-pos-penyekatan-mudik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke