JAKARTA, KOMPAS.com – Mobil double cabin (dcab) bekas tambang memang memiliki harga yang lebih rendah dibanding bekas pribadi. Oleh karena itu, banyak pembeli dcab bekas tambang yang memodifikasi kendaraannya.
Bila dibandingkan, mobil dcab bekas tambang yang sudah diperbaiki memiliki selisih harga Rp 50 juta sampai Rp 70 juta. Sisa uang tersebut yang biasanya digunakan pembeli dcab bekas tambang untuk mempergagah tampilan mobilnya.
Modifikasi pada dcab memiliki banyak modelnya. Seperti mengganti bumper besi, ganti ban dan pelek dengan ukuran yang besar. Selain itu jika dibawa jalan-jalan, akan memberi tampilan yang gagah ketimbang kendaraan lainnya.
Soni Setiawan, pemilik diler mobil 4x4 bekas tambang, Istana Mobil di Samarinda, Kalimantan Timur, mengatakan, pembeli dcab bekas tambang ini unik, tidak terpaku dengan merek kendaraannya.
“Pembeli dcab bekas tambang biasanya memilih mobilnya yang sesuai dengan keinginannya, tidak terpaku pada merek. Jadi kebutuhan di nomor duakan, paling penting kesenangan pribadi,” kata Soni kepada Kompas.com, Senin (28/4/2020).
Jadi ketika memilih dcab bekas tambang, pembeli sudah memiliki impian untuk merubahnya seperti apa. Tidak terpaku dengan merek kendaraannya. Selain itu, pada akhirnya juga pembeli dcab bekas tambang akan memodifikasi sesuai keinginannya.
“Rata-rata pembeli dcab bekas tambang itu orang dengan ekonomi yang menengah ke atas. Pada intinya semua pembeli dcab bekas tambang, rata-rata dimodifikasi mobilnya,” ucap Soni.
Tidak sedikit pembeli dcab bekas tambang yang mengeluarkan biaya modifikasi hampir sama bahkan melebihi harga mobilnya. Contohnya Ford Ranger tahun 2014, pembeli menginginkan bodinya yang model 2019 dan rela membayar berapa saja biayanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/29/100200515/pembeli-dcab-bekas-tambang-biasanya-buat-modifikasi