JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam ajang pameran otomotif nasional di Tangerang pada Juli 2019 lalu, DFSK memboyong mobil bergenre sport utility vehicle (SUV) spesialnya, yakni Glory E3.
Meski datang dari keluarga Glory, tapi untuk model yang satu ini sangat berbeda karena sumber tenaganya tak lagi menggunakan mesin konvensional, melainkan murni dari listrik yang menggunakan baterai.
Beberapa waktu lalu, Kompas.com diberikan kesempatan menjajal singkat sensasi mengendarai Glory E3. Sayang, kondisinya benar-benar terbatas, baik dari segi waktu maupun ruang pengetesan.
Tanpa banyak bicara, redaksi langsung membuka pintu E3 seelah kunci kontak diberikan. Objek pertama yang menjadi perhatian adalah tatanan dasbor yang ternyata sangat minimalis, namun sudah dilengkapi dengan beragam tombol fungsi di sekitarnya yang sangat ergonomis bagi pengendara.
Jangan kaget bila melihat sistem kemudi yang letaknya tak berada di tempat seharusnya, yakni sebelah kanan. Untuk Glory E3 yang didatangkan langsung dari China memang kemudinya masih ada di sebelah kiri, ini juga menjadi kali pertama awak redaksi menjajal mobil setir kiri di Indonesia.
Duduk di belakang setir, pandangan langsung tertuju pada indikator yang muncul di layar di depan setir, tepatnya pada panel speedometer. Banyak informasi yang dihadirkan saat tombol start setop ditekan. Menariknya, mobil ini benar-benar bebas dari bising, tak ada suara dan getaran yang terasa saat dihidupkan. Hal ini akan sangat membingungkan bagi yang baru pertama mengendari mobil listrik.
Walau posisi berkendara ada di sebelah kiri, tapi secara keseluruhan tak berbeda dengan mobil konvensional lainnya. Ketika mobil dalam kondisi hidup, tombol di konsul tengah juga langsung naik ke atas. Nah, tombol ini berfungsi sebagai tuas transmisi dengan model knop tang diputar searah jarum jam dengan pilihan P, R, N, dan D.
Tepat di sebelah sistem transmisi, tersedia tiga tombol fungsi lainnya yang berguna untuk memiliki mode berkendara, kamera 360, serta fitur pengingat untuk menyetel kecepatan rendah saat melaju di keramaian pejalan kaki.
Dari segi kenyamanan rasanya tak perlu diragukan, begitu juga untuk material yang digunakan pada kabin. Untuk seukurannya, Glory E3 sudah cukup mewah, bahkan lebih mewah dari Glory 580 atau 560.
Berkendara
Setelah membahas singkat soal suasana kabin, giliran langsung menjajal impresi berkendaranya. Saat melirik indikator baterai pada speedometer yang masih setengah, tanpa menunggu lama pedal rem pun ditekan dan knob pun langsung diputar ke posisi D.
Seketika SUV listrik ini pun langsung bergerak dan mulai berjalan meski pedal gan pun belum diinjak. Saat mencoba untuk menekan pedal gas, torsi yang dikeluarkan dari motor listrik ternyata cukup galak yang membuat putaran bawah terasa sangat responsif.
Sayangnya, redaksi tidak bisa merasakan putaran atas, apalagi menguji daya tahan penggunaan baterainya karena waktu dan ruang yang terbatas tadi. Namun demkian, secara keseluruhan memang mengendari mobil listrik sangat berbeda dengan mobil konvensional.
Tidak heran bila perlu beradaptasi lebih dulu bagi orang yang baru pertama menjajal mobil listrik. apalgi rata-rata karakter kendaraan listrik memang terkenal memiliki tenaga yang cukup besar di torsi awal, karena itu akan sangat berbahaya bila langsung main tancap gas saja.
Performa
Sekadar informasi, DFSK Glory E3 dibekali dengan permanent magnet synchronous motor sebagai sumber tenaganya. Motor tersebut mampu mengeluarkan tenaga sebesar 120 kW dan torsi 300 Nm. Sementara untuk kapasitas baterainya sendiri mencapai 52.56 kWh.
Dengan pengisian penuh, Glory E3 diklaim mampu menempuh jarah hingga 405 kilometer (km). Sementara untuk sistem pengisian daya disediakan dalam dua pilihan, yakni standar charging dengan waktu pengisian delapan jam serta fast charging yang hanya 30 menit.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/26/084200815/-tes-singkat-suv-china-berteknologi-listrik-dfsk-glory-e3