JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya polusi udara membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan instruksi untuk mengendalikan kualitas udara. Dari sekian banyak peraturan baru yang diterapkan, tidak ada yang mengatur tentang sepeda motor.
Menurut data Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), motor menghasilkan lebih banyak polusi dibandingkan dengan mobil diesel, bensin, bus, truk, atau bajaj sekalipun.
"44,53 persen (polusi) dari sepeda motor, dari mana kita hitung? Kita kalkulasi jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta," kata Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, di Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Menurut Puput, begitu ia biasa disapa, problema kendaraan bermotor tidak hanya dari DKI Jakarta, tetapi juga daerah perbatasan. Mengalirnya potensi kendaraan komuter dari Bogor, Depok, dan Bekasi menuju Jakarta. Penghitungan data KPBB, kata Puput, dilakukan berdasarkan aturan Menteri Lingkungan Hidup.
"Dasar perhitungannya Peraturan Menteri no. 12 tahun 2010 tentang perhitungan emisi pencemaran udara untuk pemerintah daerah jadi menteri lingkungan sudah membuat guideline cara menghitung emisi, kita mengikuti acuan itu," kata Puput.
Puput menjelaskan, KPBB telah melakukan survei seperti traffic counting dengan mengecek beberapa ruas jalan. Bagaimana arusnya tiap hari, berapa mobil, serta melakukan wawancara terhadap para pengemudi dan pengendara motor. Juga ditanyakan berapa liter konsumsi bensin dan solar rata-rata per hari. Setelah itu, baru dilakukan interpolasi menjadi data seluruh kota.
"Jumlah kendaraan di Jakarta sekitar 20 juta unit, hampir 15 juta berupa kendaraan roda dua. Sisanya sekitar 5 juta itu roda empat," kata Puput.
Dari data yang dikeluarkan oleh KPBB, kendaraan yang menghasilkan jumlah polutan tertinggi per harinya adalah motor dengan jumlah 8.500 ton (44,53 %), bus 4.106 ton (21.43 %), dan mobil pribadi 2.712 ton (16,11%).
Polutan tersebut mengandung zat-zat seperti PM, HC, CO, NOx, dan SOx.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/19/070200715/sepeda-motor-terbukti-penyumbang-polusi-terbesar-di-jakarta