TANGERANG, KOMPAS.com - Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menandai partisipasinya pada era kendaraan ramah lingkungan di Indonesia dengan memperkenalkan versi terbaru Outlander PHEV pada ajang GIIAS 2019.
Outlander PHEV memang sudah sekitar satu tahun meluncur secara global, tepatnya pada pameran Geneva Motor Show, Maret 2018. MMKSI kini resmi memperkenalkan Outlander PHEV di Indonesia, bahkan sudah resmi dijual dengan banderol Rp 1,289 miliar.
Harga tersebut cukup fantastis untuk satu unit mobil. Bukan tanpa alasan MMKSI melepas Outlander PHEV dengan harga yang tinggi, Mitsubishi Indonesia memilih tidak menunggu rencana keringanan pajak dari pemerintah untuk mobil-mobil ramah lingkungan.
Lalu, apa kelebihan Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)? Baiknya kita mengenal dulu teknologi yang diusung SUV tersebut.
Outlander PHEV menggunakan mesin bensin 2,4 liter model Atkinson Cycle. Mesin memiliki output maksimal 99 kw dan torsi puncak 211 Nm. Ada hal yang perlu diperhatikan, mesin bensin itu sama sekali tidak terhubung dengan roda.
Jadi tugas mesin bensin itu untuk menjaga suplai listrik ke baterai. Roda depan dan belakang terhubung dengan dua motor listrik berbeda. Kompas.com mendapatkan penjelasan ini saat menguji Outlander PHEV di Marseille, Perancis, 2018 silam.
Motor listrik ke penggerak roda depan mampu menghasilkan daya 60 kw dengan daya jelajah 45 kilometer. Bila membutuhkan tenaga tambahan, ada motor listrik yang terhubung dengan roda belakang yang mampu menghasilkan daya 70 kw.
Tidak ada sistem transmisi di Outander PHEV ini. Sistem transmisi untuk menambah tenaga, digantikan dengan suplai tenaga dari baterai yang diberikan motor listrik.
Mesin bensin bertugas menjaga suplai listrik dari baterai, mempunyai kapasitas tangki bahan bakar 45 kilometer. Bila dikonversikan, konsumsi bahan bakar mesin bensin itu mencapai 2 liter per 100 kilometer.
Sementara baterai memiliki kapasitas 13,8 kwh, terdiri dari 80 cell dengan daya 300 volt. Saat mobil bergerak, ada mode berkendara murni EV (murni elektrik), lalu mode hybrid seri dimana mesin bensin berfungsi sebagai generator untuk mengisi daya baterai yang menjadi sumber tenaga utama.
Serta ada mode hybrid paralel, tenaga akan diisi oleh motor listrik, apabila mobil masih membutuhkan tenaga tambahan, maka akan dibantu oleh mesin bensin.
Mode EV digunakan untuk penggunaan harian di jalanan dalam kota, sedangkan mode hybrid seri bila membutuhkan akselerasi lebih atau di jalanan menanjak, dan mode hybrid paralel untuk jalanan bebas hambatan.
Outlander PHEV dirancang dengan konsep perpaduan antara karakter kendaraan murni listrik yang efisien, lembut dan tanpa suara, dengan ciri khas SUV yang tangguh, serta disempurnakan melalui teknologi penggerak empat roda S-AWC (Super All Wheel Control), yang safety dan stabil.
Semua itu menghasilkan performa sebagai berikut; bila menggunakan mode EV mampu menjelajah sejauh 45 km, bila menggunakan perpaduan EV dan hybrid mampu menjelajah sejauh 655 km, konsumsi bahan bakar minyak hanya 1 liter per 50 km, dengan maksimal kecepatan menggunakan mode EV 135 kpj.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/07/24/094559915/mengenal-teknologi-mitsubishi-outlander-phev