JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerinta melalu Kementerian Perindustrian telah mematok target peningkatan ekspor kendaraan dari Indonesia sebesar 400 ribu unit. Ini diungkapkan untuk melampaui capaian 346 ribu unit, dalam bentuk CBU maupaun CKD, atau setara 4,78 miliar dollar AS pada tahun lalu.
Lantas apa yang diperlukan untuk mencapai target ekspor tersebut? Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengungkapkan perkembangan pasar ke luar salah satunya.
“Memang kita harus mengembangkan market kita, supaya jumlah jenis kendaraan bertambah. Berkali-kali saya katakan, kalau kita hanya punya satu macam kendaraan, tentu market ekspor kita sangat sempit,” ucap Nangoi yang ditemui beberapa waktu lalu.
Nangoi mengungkapkan, jika Indonesia bisa terbuka dengan pasar yang ada maka peningkatan ekspor dapat terjadi. Misal, Indonesia juga punya SUV, sedan, serta MPV untuk berbagai kebutuhan ekspor tersebut.
“Nah ini yang kita minta supaya pemerintah supaya membuat peraturan yang mendukung ke arah sana,” ucap Nangoi.
Saat ini model-model kendaraan yang sudah diekspor ke mancanegara adalah Honda Brio, Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Fortuner, Suzuki Ertiga dan model lainnya.
Nangoi membocorkan bahwa ia mengetahui ada beberapa model baru yang akan menjadi produk ekspor tahun ini. Ia berharap ini dapat membuat pemerintah memberikan fasilitas yang mendukung penambahan ekspor tersebut.
“Harapan kami pemerintah beri fasilitas dalam hal peraturan yang lebih fleksibel sehingga jenis kendaraan yang kami produksi bisa lebih banyak dan secara bottom line total ekspor kita bisa naik,” ucap Nangoi.
Dari data Gaikindo tercatat volume ekspor mobil CBU Indonesia mencapai 264.553 unit pada 2018. Catatan ini naik 14,4 persen dibanding 2017. Begitu juga dengan ekspor kompinen yang mencatat angka 86,6 juta di 2018 atau naik 6,6 persen dibanding 2017 yang hanya terjual 81,2 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/05/16/160200415/target-peningkatan-ekspor-ini-harapan-gaikindo