Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terjebak Antara Blokade Israel dan Dinginnya Skandinavia

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim ekspedisi keliling dunia asal Indonesia, Happy Go Lucky sudah menyelesaikan rute keliling Eropa sejak Mei 2018. Namun sampai kini mereka belum memutuskan kapan akan melanjutkan kembali perjalannnya.

Perjalanan etape Eropa diakhiri di Istanbul, Turki. Pada awalnya, tim berencana menyeberang ke Afrika langsung melalui jalur laut dari Turki ke Mesir.

Namun dalam perkembangannya, mengurus penyeberangan laut ke Mesir dari Turki tak semudah yang dibayangkan.

Rencana pun berubah. Tim berencana ingin menempuh jalan darat ke Afrika. Namun untuk bisa sampai ke Mesir perlu melalui Israel.

Di sinilah masalah lain muncul. Sebab Pemerintah Israel mengeluarkan larangan masuk bagi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak 9 Juni.

"Untuk kita yang paspor Indonesia tidak bisa lewat. Kalau paspor negara lain masih bisa lewat darat ke Israel," kata anggota tim, Hartawan "Hauwke" Setjodiningrat kepada Kompas.com, Jumat (22/6/2018).

Pada awalnya, tim Happy Go Lucky berencana ingin mengarungi perjalanan rute Afrika dari Mesir hingga Afrika Selatan.

Dari Afrika Selatan, perjalan dilanjutkan dengan menempuh jalur laut langsung ke Amerika Selatan.

Namun kini rencana itu dibalik.

Menurut Hauwke, timnya akan menempuh rute Amerika lebih dulu, baru Afrika belakangan.

Caranya dengan menempuh perjalanan ke utara melalui negara-negara skandinavia di Eropa Utara, dilanjutkan langsung ke Kanada melalui jalur laut.

Namun ada masalah lain. Hauwke mengatakan saat ini tengah mengurus perpanjangan visa Uni Eropa.

Visa tersebut diperkirakan rampung Juli. Jika langsung memulai perjalan usai terbitnya visa, Hauwke menyebut ada potensi timnya akan menghadapi musim dingin di kawasan Skandinavia menjelang akhir tahun nanti.

"Kalau jalan sekarang, bisa ketemu cuaca dingin akhir tahun nanti," ujar pria 63 tahun ini.

Hauwke menyebut saat ini ia dan rekan-rekannya sedang menyusun rencana lain untuk menyiasati kondisi tersebut.

Karena itu untuk sementara ia dan rekan-rekannya pulang ke tanah air.

Menurut Hauwke, selama empat tahun keliling dunia, timnya memang sudah beberapa kali mengubah rencana di tengah perjalanan.

Perubahan dilakukan untuk menyiasati dinamika yang terjadi di lapangan.

Meski demikian, Hauwke menyatakan timnya tetap berkomitmen penuh menyelesaikan misi keliling dunia yang sudah dicangkan sejak awal.

"Rencana bisa berubah-ubah menyesuaikan kondisi. Tapi komitmen kami tetap," pungkasnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/27/074200815/terjebak-antara-blokade-israel-dan-dinginnya-skandinavia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke