Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasca-Brexit, Otomotif Inggris Dekati Jepang

Kepada Reuters, akhir Agustus 2017 lalu, sumber dari pemerintah Inggris mengatakan, bahwa May sudah bertemu dengan Chairman Toyota, Takeshi Uchiyamada, CEO Nissan Hiroto Saikawa, dan Chairman Hitachi, Hiroaki Nakanishi dalam kunjungan tersebut.

”Tujuan kami agar kesepakatan (tentang perjanjian kerjasama) segera diberlakukan. Pertemuan itu berlangsung antusias dan positif,” ujar sang sumber mengklaim kondusifnya rencana Inggris mendekati Jepang.

Sejak Brexit terjadi pada Juni 2016 lalu, kekhawatiran yang terjadi adalah masa depan industri mobil di Inggris. Ketika Inggris keluar dari Uni Eropa, ekspor kendaraan akan lumayan terpukul jika produsen di sana tak bisa menghadirkan komponen lebih banyak dari Inggris/ lokal.

Chief Executive Society of Motor Manufacturers and Traders, Mike Hawes, mempercayai bahwa Brexit akan berdampak luas bagi industri otomotif di Inggris.

”Berdasarkan aturan WTO, 10 persen tarif akan diberlakukan untuk kendaraan (yang masuk ke Inggris) dan rata-rata 4,5 persen untuk komponen. Biaya produksi kendaraan di Inggris akan bertambah ketimbang para kompetitor. Daya saing Inggris akan tergerus. Biaya kepemilikan mobil uintuk konsumen di Inggris akan naik,” ujar Hawes kepada Financial Times, Juli 2017 lalu.

Belum bisa disimpulkan, apa bentuk kongkret kerjasama yang dilakukan Jepang dan Inggris soal ini. Yang pasti, kerjasama akan diarahkan agar produksi mobil dan produk kendaraan lokal di Inggris masih bisa bersaing.

https://otomotif.kompas.com/read/2017/09/04/151704315/pasca-brexit-otomotif-inggris-dekati-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke