Menurut Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM Jonfis Fandy, masing-masing model yang ada di pasaran punya kelebihan dan kekurangan. Paling penting, Honda tetap menggali kebutuhan konsumennya, dan ini yang membuat konsumen merek lain ingin pindah.
”Kalau mobil lain ada fitur A, Kenapa Honda tidak? Apakah kita sunat? Tidak. Kita tidak berjalan di jalannya dia, dan itu bukan berarti kami salah. Sebaliknya juga mereka, karena konsumen dia butuh fitur A,” kata Jonfis, (26/7/2017), di Jakarta.
Dirinya melanjutkan, di Honda, misalnya CR-V punya turbo, electric parking brake dan sebagainya. Fitur-fitur tersebut lahir dari keinginan dan kebutuhan konsumen. Andai Honda kita terjun di ranah konsumen orang lain, lalu meninggalkan konsumen sendiri, belum tentu orang beli juga.
”Jadi selama ini, kami memang banyak menggali kebutuhan konsumen Honda. Ini dilakukan agar konsumen tetap setia,” kata Jonfis.
Plus-minus pada sebuah mobil, terutama low MPV, adalah hal yang biasa, karena menurut Jonfis, teknologi di segmen ini bukan yang paling canggih. Bukan berarti merek A salah dan merek B salah, masing-masing ada pilihan dan segmen.
Ada yang suka model A, ada juga yang tertarik model B, tinggal kini bagaimana cara untuk menarik minat lebih banyak, yakni dengan menambahkan berbagai fitur hiburan misalnya, atau menyegarkan model ke arah yang lebih sporty.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/07/27/154823215/siasat-honda-pelihara-konsumen-setia-mobilio