Jakarta, KompasOtomotif - Beberapa pabrikan mobil mulai berlomba mengembangkan teknologi tanpa supir alias otonomus pada jajaran produknya. BMW menjadi salah satu yang sudah mulai menerapkan di beberapa line-upnya.
Baca : Rasanya "Disetirin" Fitur Semi Otonomus BMW Seri 5
Sayangnya, kecanggihan fitur ini belum bisa maksimal untuk diterapkan di Indonesia, sehingga beberapa produk yang harusnya sudah memakai fitur ini pun terpaksa dipangkas.
Jodie O'tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, menjelaskan untuk pasar Indonesia fitur otonomus masih dalam tahap penyesuaian yang cukup panjang.
"Secara global kita fokus di seri autonomous driving dan memang sudah dihadirkan di beberapa kendaraan BMW. Untuk di Indonesia, masih butuh penyesuaian dan edukasi yang cukup panjang," kata Jodie di Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Baca : Masuk Semester Dua, BMW Masih Punya Banyak Amunisi
Menurut Jodie, paling utama dari teknologi otonomus adalah masalah infrastruktur. Hal ini dikrenakan fitur otonomus berjalan menggunakan sensor yang berguna untuk membaca marka jalan, dan banyak hal lainnya.
"Butuh waktu sangat tergantung dengan marka jalan. Jadi memang apakah teknologi itu bisa membaca marka jalan, garis putus-putus bahkan sampai semudah polisi tidur, ukuran polisi tidur juga ada standar sendiri dari global. Dari BMW Group masa depannya akan sangat diterima dengan baik apabila infrastruktur jelas," kata Jodie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.