Jakarta, KompasOtomotif – Perusahaan pembiayaan PT Astra Credit Company belum mau terlalu optimis soal taget laba sampai akhir tahun. Kondisi nonperforming loan (NPL) industri pembiayaan yang disebut sedang “sakit” menjadi salah satu alasannya.
Padahal pada April 2017 lalu, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan kepada KompasOtomotif, kalau NPL industri masih aman di angka 3 persenan. Namun untuk ACC, ini justru perlu diwaspadai.
“Laba bersih kami tahun lalu Rp 1, 60 triliun, di mana target kami adalah memperbaiki profit dibanding tahun lalu, ya pokonya sama saja dengan 2016 sudah bagus lah. Kalau laba sampai Mei ini saya tidak bisa bicara karena belum diaudit. Kami nanti submit ke bursa bulan Juli,” ujar Jodjana Jody, Chief Executive Officer ACC, Selasa (14/6/2017).
“Seperti saya katakan juga, NPL di industri pembiayaan pada 2015 itu 1,51 persen, lalu pada 2016 naik menjadi 3,2, bahkan laporan kemarin sampai Mei 2017 sudah menyentuh 3,4-3,5 persen. Jadi naik terus, dan kalau begitu, artinya memang lagi sakit,” tutur Jody.
Baca juga : “Leasing” Mulai Jaga-jaga Beri Pinjaman Kredit
Faktor kedua yang membuat ACC masih harus berjaga-jaga, yaitu soal kondisi pasas otomotif yang fluktuatif dan sulit ditebak. Bukan hanya di mobil tapi juga sepeda motor, jika melihat sektor otomotif secara keseluruhan.
“Market tidak bertambah, dan komposisi segmennya terus berubah. Kemudian kami lihat lagi di sepeda motor juga turun, dan diproyeksi malah cuma 5,9 juta, itu berarti motor sudah stuck beberapa tahun ini,” tutur Jody.
“Saya juga bicara dengan orang di mobil, selama tiga tahun ini terasa cukup berat walaupun naik. Di mana kenaikannya membutuhkan pengorbanan cukup besar, seperti diskon. Seharusnya kalau demand-nya kuat diskon tidak besar, tapi nyatanya untuk mencapai angka penjualan diskonnya di tinggikan,” ucap Jody.
Tahun ini ACC menyiapkan dana sekitar Rp 22 triliun sampai Rp 25 triliun, yang sumbernya 35 persen dari penerbitan surat utang (bond/obligasi) dan 65 persen pinjaman bank. "Namun tergantung lagi bagaimana reaksi pasar," ujar Jody
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.