Jakarta, KompasOtomotif - Tampil sendirian sebagai mobil nasional (mobnas) dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017) tidak membuat Fin Komodo merasa canggung. Justru sebaliknya, momen ini dibuat untuk memperkuat sosialisasi ke masyarakat untuk mengenalkan bahwa Indonesia sudah memiliki produk lokal yang tidak kalah saing.
CEO Fin Komodo Ibnu Susilo, mengatakan keberadaan Fin Komodo dan beberapa karya otomotif lokal lainnya masih kurang diperhatikan khususnya di kalangan masyarakat.
Baca : "Mobnas" Fin Komodo Generasi Baru Hadir di IIMS 2017
"Memang masih kurang yang mengenal, tapi kita usahakan untuk terus bersosialisasi. Melalui acara ini kami juga terbuka terhadap pengujung yang tanya-tanya soal produk, untuk masalah kualitas kami tidak ragu, beberapa unit juga sudah ada yang dikirim ke luar negeri," ucap Ibnu saat berbincang dengan KompasOtomotif, Minggu (30/4/2017).
Menurut Ibnu, edukasi mengenai produk lokal memang lebih sulit dibandingkan kendaraan asing yang sudah memiliki brand besar. Namun bukan berarti masalah kualitas produk lokal kalah, termasuk mengenai sumber daya manusia (SDM), yang paling utama untuk dilakukan saat ini adalah edukasi.
"Edukasi nomor satu, kita jalan bareng sama pengenalan produk. Tapi namanya proses memang butuh waktu yang tidak sebentar, apalagi bila berjalan sendiri," kata Ibnu.
Mobil Desa
Selain Fin Komodo, Institut Otomotif Indonesia (IOI) juga turut membawa mock up mobil perdesaan di ajang IIMS 2017. Saat ditanya mengenai apakah ada peran serta Fin Komodo dengan mobil desa, Ibnu mengatakan sampai saat ini belum ada.
Baca : Mobil Perdesaan "Nyempil" di IIMS 2017